Mentan Syahrul: Sedapat Mungkin Hindari Lahan Gambut untuk Pertanian

Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong mengatakan pengelolaan gambut tidak cukup hanya dilakukan secara berkelanjutan.
Namun, ujar dia, perlu dilakukan secara bertanggung jawab dan bijaksana.
Menurut dia, gambut harusnya tidak hanya dilihat sebagai aset lingkungan tetapi ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara.
"Ketiganya harus seiring dan sejalan dalam mengelola, memanfaatkan dan melindungi ekosistem gambut,” katanya.
Jadi, lanjut Alue, ada keseimbangan antara ekonomi, lingkungan dan sosial.
“Tidak boleh hanya memperhatikan dan memberikan penekanan pada satu aspek saja," jelas dia.
Alue menambahkan tantangan pengelolaan gambut tropis sangat dinamis.
Tidak hanya terkait dengan tantangan dalam hal restorasi dan konservasi keanekaragaman hayati, tetapi juga meningkatkan sejahteraan masyakrakat, produktivitas lahan, kepastian hutan, tata kelola ksumber daya air dan tantangan lainnya menuju pemanfaatan yang bisajaksana dan berkelanjutan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo tidak terlalu merekomendasikan lahan gambut untuk pengembangan pertanian. Begini alasannya.
- Wamentan Sudaryono Kunjungi Pusat Pertanian di Belanda, Ini Tujuannya
- Kementan Kukuhkan Young Ambassador Agriculture 2025 & Duta Brigade Pangan Inspiratif
- 2 Hektare Lahan Gambut di Palem Raya Ogan Ilir Terbakar, Tim Gabungan Terjun Lakukan Pemadaman
- Mentan Amran Sebut Produksi Beras Melonjak, Ini Angka Tertinggi
- Wamentan Sudaryono Optimistis Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia
- TTC AgriS dan Sungai Budi Tingkatkan Kerja Sama Strategis Vietnam-Indonesia