Mentan Syahrul: Sedapat Mungkin Hindari Lahan Gambut untuk Pertanian
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong mengatakan pengelolaan gambut tidak cukup hanya dilakukan secara berkelanjutan.
Namun, ujar dia, perlu dilakukan secara bertanggung jawab dan bijaksana.
Menurut dia, gambut harusnya tidak hanya dilihat sebagai aset lingkungan tetapi ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara.
"Ketiganya harus seiring dan sejalan dalam mengelola, memanfaatkan dan melindungi ekosistem gambut,” katanya.
Jadi, lanjut Alue, ada keseimbangan antara ekonomi, lingkungan dan sosial.
“Tidak boleh hanya memperhatikan dan memberikan penekanan pada satu aspek saja," jelas dia.
Alue menambahkan tantangan pengelolaan gambut tropis sangat dinamis.
Tidak hanya terkait dengan tantangan dalam hal restorasi dan konservasi keanekaragaman hayati, tetapi juga meningkatkan sejahteraan masyakrakat, produktivitas lahan, kepastian hutan, tata kelola ksumber daya air dan tantangan lainnya menuju pemanfaatan yang bisajaksana dan berkelanjutan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo tidak terlalu merekomendasikan lahan gambut untuk pengembangan pertanian. Begini alasannya.
- ID Food Akan Tingkatkan Akses Perempuan di Sektor Pertanian & Pangan Lewat Digitalisasi
- Mentan Amran Minta Pompanisasi di Sumedang jadi Contoh Daerah Lain di Indonesia
- Hari Pertama Kerja, Mentan Amran Tancap Gas Cetak 500 Ribu Hektare Sawah di Merauke
- Kementan Integrasikan Sistem Pertanian dan Peternakan Demi Produktivitas Padi dan Jagung
- KPK Hadirkan eks Sekjen Kementan di Sidang Korupsi SYL
- Petani Milenial di Kalsel Raup Untung Manisnya Membudidayakan Melon Borneo