Mentan SYL Minta Daerah Manfaatkan KUR dan Teknologi untuk Meningkatkan Produksi

Mentan SYL Minta Daerah Manfaatkan KUR dan Teknologi untuk Meningkatkan Produksi
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL). Foto: Kementan

Oleh karena itu, Syahrul menegaskan, skema KUR dan pelembagaan petani dalam bentuk korporasi diharapkan menjadi jawaban.

"Bapak, ibu, RMU yang ada di indonesia kurang lebih jumlahnya hanya 186 ribu unit, dan hemat saya, dana KUR bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki atau meng-upgrade-nya," jelas Mentan Syahrul.

Pengembalian dana pinjaman KUR di sektor pertanian tahun 2020 cukup sehat bagi sektor perbankan. Pasalnya, nilai non performing loan (NPL) atau kredit macet hanya 0,6 persen dari total nilai pinjaman KUR.

"Alokasi KUR pertanian tahun 2021 Rp 70 triliun. Ini bisa dimanfaatkan dan akan berguna untuk membiayai pada pascapanen,” katanya.

Mentan Syahrul berharap ke depan para petani harus sudah bisa menjual beras dengan packaging yang menarik. Penggilingan beras di desa-desa harus ditumbuhkan.

“Saya harapkan berasnya jangan dijual ke mana-mana, karena ada konsumen yang pasti sekitar 4 juta yang terdiri dari PNS, anggota TNI/Polri dan juga kegiatan sosial," ungkap Mentan Syahrul.

Menteri Perdagangan M. Luthfi mengatakan bahwa harga gabah kering panen (GKP) Rp 4.200. Namun, ujar Luthfi itu harga sebelum proses sebelum panen. Harga setelah panen menjadi Rp 8.600, atau ada penambahan sekitar Rp 4.400.

“Jadi ini, kasarnya yang kerja dari pagi sampai sore itu Rp 4.200 tetapi pascanya itu Rp 4.400, untuk mendapatkan beras medium. Ini ada yang mesti kita perbaiki bersama, kalau tadi ada kemungkinan losses sekitar 10 persen, bisa jadi mungkin lebih, mencapai 50 persen," kata Luthfi. (*/jpnn)

Menurut Syahrul, Presiden Jokowi menyampaikan penerapan teknologi pertanian diharapkan mampu menekan biaya produksi menjadi lebih murah sehingga menciptakan harga yang kompetitif dari produksi komoditas pertanian nasional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News