Menteri Pertanian dan Perdagangan Era Jokowi Tentukan Nasib Ekspor Australia
Mereka memenangkan voting populer di internet, dan diharapkan bebas dari dugaan korupsi.
“Poling tersebut adalah inisiatif baru, poling elektronik yang dilakukan Jokowi, dan mungkin jajak pendapat yang cukup baik atas kredibilitas masyarakat terhadap kompetensi teknis dan integritas moral,” sebut Greg.
Ia menuturkan, “Pertanyaannya adalah apakah ia bisa membuat partainya menerima pilihannya dan mengklaim bahwa itu kemenangan mereka juga, dan menggunakan itu untuk bertarung melawan mayoritas Parlemen.”
Profesor Arifin dilihat sebagai seorang ahli dan memiliki pandangan bahwa ketahanan pangan lebih penting ketimbang swasembada pangan.
“Pada dasarnya, jika kita mendapat seseorang yang benar-benar mengerti pertanian, mereka tak akan berdebat soal posisi proteksionis bangsa sesederhana apapun,” ungkapnya.
Ia meneruskan, “Jika ini penunjukkan politis dan orang ini tak tahu apapun tentang pertanian, mereka akan berkutat dengan mantra swasembada, yang tak sesuai dengan kenyataan di lapangan.”
Ia mengatakan, kandidat yang dipandang berpeluang sebagai Menteri Perdagangan, Mari Pangestu, memenangi poling dan seharusnya lolos tes anti-korupsi. Ia memiliki pengalaman yang bagus sebagai Menteri Perdagangan dan juga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Sangat inovatif, bijaksana, menteri yang pekerja keras dan akan sangat baik jika ada di Kabinet baru,
Indonesia adalah pasar utama bagi ternak sapi Australia, dengan impor sebanyak 700.000 ekor pada tahun lalu, dan bagi hasil pertanian negeri ini,
- Dunia Hari Ini: Lebih dari 70 Orang Tewas Akibat Banjir di Brasil
- Dunia Hari Ini: Indonesia Kalah Melawan Irak Dalam Piala Asia U-23
- Orang Utan Sumatra, Hewan Liar yang Bisa Mengobati Dirinya Sendiri dengan Tanaman Obat
- Dunia Hari Ini: Jalan Raya di Guangdong Runtuh, 24 Orang Tewas
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
- Dunia Hari Ini: Ratusan Ribu Buruh Indonesia Turun ke Jalan Rayakan May Day