Menyaksikan Keprihatinan di Pulau Kramian di Ujung Paling Utara Jatim

Tiap 6 Bulan Ada Ibu Melahirkan yang Tewas Bersama Bayinya

Menyaksikan Keprihatinan di Pulau Kramian di Ujung Paling Utara Jatim
Menyaksikan Keprihatinan di Pulau Kramian di Ujung Paling Utara Jatim
Suku Bugis tinggal di dusun pinggir pantai di Sidomampir dan Air Hidup. Kebanyakan warga dari suku Bugis itu menjadi nelayan. Sedangkan suku Madura yang minoritas dan Jawa, kebanyakan tinggal di dusun Alas Jaya. Dusun yang membentuk perbukitan itu berada di sisi selatan.

Banyak warga di sana yang bekerja menjadi petani dengan berkebun cengkih dan kelapa. Maklum, daerah itu memang dikenal memiliki sumber air tawar yang mendukung perkebunan. Mereka biasanya mengirimkan hasil perkebunan ke Sidoarjo dan Gresik. "Kami sangat mengharapkan pemerintah memperhatikan nelayan dan petani di sini," ucap Kepala Desa Kramian Henri Sugairi.

Momen bertemu dengan para pejabat digunakan oleh sejumlah tokoh masyarakat di Desa Kramian untuk curhat. "Kami di sini masih merasa menjadi anak tiri. Padahal, kami juga bagian dari Jawa Timur dan bahkan negara kesatuan Indonesia," papar Misbah, salah seorang tokoh masyarakat, di hadapan rombongan Wagub Jatim dengan nada protes. Pernyataan warga itu kontan disambut kor "setuju" warga lain.

Di bidang pendidikan, di Desa Kramian hanya ada empat SD dengan 25 tenaga pengajar. Tiga bangunan di antaranya sudah hampir roboh karena sejak pembangunannya tidak pernah ada renovasi. Di empat SD itu, tertampung 440 peserta didik. Di desa tersebut, tidak ada SMP, apalagi SMA. Hanya ada sebuah madrasah tsanawiyah (MTs) swasta untuk pendidikan lanjutan. "SMP negeri di sini belum ada," jelas Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pendidikan Kecamatan Masalembu Subandi.

Pulau Kramian termasuk unik. Secara administratif, pulau tersebut masuk dalam Kabupaten Sumenep di Madura. Tapi, suku Madura yang tinggal di sana

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News