Menyinggahi Wae Rebo, Desa di NTT Peraih Penghargaan Tertinggi UNESCO (1)

Cuma Ada Tujuh Rumah di Seluruh Dunia

Menyinggahi Wae Rebo, Desa di NTT Peraih Penghargaan Tertinggi UNESCO (1)
CARI KEHANGATAN: Warga Wae Rebo berjemur di sinar matahari pagi di depan Mbaru Tembong (rumah utama Wae Rebo). Foto : Doan W/JAWA POS
Yang dia ingat, nama dua orang asing itu adalah Michael dari Amerika Selatan dan Simon dari Selandia Baru. Blasius, generasi ke-18 Wae Rebo, pun mulai berpikir. Kampungnya, Wae Rebo, cukup layak dikunjungi wisatawan. Setiap tahun satu"dua orang memang naik ke Wae Rebo.

Lagi-lagi, sebagian besar adalah orang asing. Kepada mereka, Blasius minta foto-foto Wae Rebo. Foto-foto itu lantas dikirimkan ke agen-agen wisata atau para guide di Ruteng.

Perlahan-lahan cara itu cespleng. "Sebelum peristiwa bom Bali 2002, sudah banyak yang berkunjung (ke Wae Rebo)," katanya.

Oleh Blasius, kunjungan demi kunjungan itu dicatat. Berdasar catatannya, sepanjang 2002-2009 terdapat 480 wisatawan yang datang di Wae Rebo. Di antara jumlah itu, hanya 15 orang Indonesia. Sedikit banget.

Wae Rebo, desa mini di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), meraih penghargaan tertinggi dari United Nations Educational, Scientific,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News