Menyingkap Filosofi Pohon Natal dari Ribuan Bonggol Jagung di Klaten

Menyingkap Filosofi Pohon Natal dari Ribuan Bonggol Jagung di Klaten
Pohon Natal dari bonggol jagung di depan Gereja Katolik Santa Perawan Maria Buda Kristus, Wedi, Klaten. Foto: Angga Purenda/Radar Solo)

Termasuk disiplin dalam menerapkan protokol pencegahan Covid-19 guna memutus mata rantai virus tersebut.

“Ini mungkin menjadi salah satu pelajaran buat. Bersama tidak harus dekat. Ingat protokol kesehatan dengan menggunakan masker, cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir serta menjaga jarak,” ucapnya.

Pesan yang ingin disampaikan lewat pohon Natal tersebut sebenarnya juga telah diterapkan oleh gereja dalam melaksanakan ibadah Natal.

Mulai dari pembatasan jumlah umat yang datang ke gereja hingga screening ketat sejak dari lingkungan. Hal itu dilakukan agar tidak memunculkan klaster baru Covid-19 di Klaten.

Dalam pesan Natal kali ini umat juga diajak untuk taat dan patuh terhadap protokol kesehatan demi melawan Covid-19.

Seperti yang diutarakan Romo Paroki Gereja Katolik Santa Perawan Maria Buda Kristus Wedi, Aloysius Gonzaga Luhur Prihadi.

“Sebenarnya sudah kami sampaikan berulang kali bahkan sebelum Natal agar tetap mematuhi protokol kesehatan. Termasuk peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah dan gereja. Silakan memilih aturan yang paling ketat dari yang ditetapkan kabupaten maupun kecamatan sekalipun. Bukan yang paling longgar,” ucapnya.

Pohon Natal akan terpajang hingga Januari 2021. Nantinya ribuan bonggol jagung yang telah terpasang itu akan diberikan kepada pengusaha tahu di sekitarnya.

Sebuah pohon Natal unik berdiri di depan Gereja Katolik Santa Perawan Maria Bunda Kristus, Klaten.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News