Mereka Hidup di Indonesia, Tapi Andalkan Kebutuhan dari Malaysia

Mereka Hidup di Indonesia, Tapi Andalkan Kebutuhan dari Malaysia
Ilustrasi. Foto: Radar Tarakan

jpnn.com - SEBATIK – Pemerintah harus lebih memerhatikan kehidupan warga di Sebatik, Kalimantan Utara. Terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokok maupun bahan bakar minyak dan elpiji.

Kebutuhan pokok masyarakat di pulau yang berada di wilayah Kabupaten Nunukan itu sebagian besar masih didatangkan dari Tawau, Malaysia. Namun, produk dalam negeri juga sudah mulai banyak yang masuk ke Pulau Sebatik.

Salah satu warga Sungai Nyamuk Firda mengaku bisa saja tak mengandalkan pasokan dari Malaysia. Namun, pasokan yang terbatas dari dalam negeri membuatnya harus mengandalkan produk dari Malaysia.

"Apalagi jarak Sebatik ke Tawau itu cuma 15 menit. Lebih gampang datangkan barang," tuturnya, Jumat (26/8).

Firda mengatakan, meski sudah masuk ke Sebatik sejak awal diluncurkan, pasokan gas elpiji tiga kilogram belum memenuhi kebutuhan masyarakat. Alhasil, gas dari Malaysia menjadi pilihan warga meski didatangkan secara ilegal.

"Pasokan elpiji sebenarnya sudah ada lama, tapi dalam sehari saja paling sudah habis. Sementara pengirimannya tidak setiap hari," sebutnya.

Di sisi lain, Saleh, sopir angkutan di Sebatik mengeluhkan tentang pasokan BBM. Sama halnya dengan gas elpiji, pasokan BBM ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) sangat minim.

"SPBU di sini cepat sekali tutup karena cepat habis juga. Misal, hari ini datang, besoknya biasanya sudah habis. Makanya, banyak beredar BBM dari Malaysia secara tidak resmi. Karena pasokan dari dalam negeri saja kurang," katanya.

SEBATIK – Pemerintah harus lebih memerhatikan kehidupan warga di Sebatik, Kalimantan Utara. Terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokok maupun

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News