Merengek saat Kena Razia Asmara Subuh

Merengek saat Kena Razia Asmara Subuh
Merengek saat Kena Razia Asmara Subuh

jpnn.com - MEDAN - Langit belum lagi putih seutuhnya. Namun, keramaian hingga kepadatan, sudah tampak jelas di kawasan lintasan Kanal, Jalan Brigjen Zein Hamid Kelurahan Titikuning Kecamatan Medan Johor, Minggu (6/7) pagi.

Para remaja berjumlah hampir ribuan yang mengendarai sepeda motor, tampak mengisi setiap sisi kawasan jembatan yang dibangun pada itu. Mulai dari berkumpul dengan parkir berjejer di pinggir jalan, sampai pada berlalu lalang sambil meledakkan petasan, tampak menjadi kebebasan bagi para remaja itu.

Memasuki pukul 06.00 WIB, suasana kemeriahan dan kebebasan para remaja itu, tiba-tiba buyar dan berubah panik. Hampir seratusan petugas gabungan dari Polisi, Satpol PP, Dinas Perhubungan dan TNI memasuk kawasan itu, sehingga membuat muda-mudi kocar-kacir.

Sambil berteriak "polisi...", para muda-mudi itu tampak memutar arah sepeda motor mereka, sebagai usaha penyelamatan atas penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas yang mereka lakukan.

Namun, kepanikan muda-mudi itu seketika pecah, begitu mengetahui kalau petugas juga sudah mengepung mereka. Oleh karenanya, terlihat muda-mudi itu mengubah gaya penyelamatan diri mereka, dengan cara masing-masing. Mulai dari memarkirkan sepeda motor mereka di antara kendaraan petugas lalu pergi, menangis minta dimaafkan sehingga tidak ditindak, sampai pada bersembunyi ke semak belukar.

"Tolonglah Pak, jangan ditilanglah. Nanti aku kena marah. Kami tadi mau menjenguk ayah aku yang ada di rumah sakit Sembiring," ungkap Ruri, remaja berusia 15 tahun yang ditindak karena berbonceng 3 mengendarai sepeda motor Honda Blade warna hitam BK 2950 AA.

Begitu juga dengan remaja putri lainnya, Indah tampak menangis karena terjaring dalam razia itu. Disebut siswi kelas III SMA yang tinggal di Jalan Besar Delitua Gang Cempaka itu, dirinya akan dimarahi orangtuanya bila sepeda motor Honda Beat warna hitam tanpa nomor Polisi yang dikendarainya, terjaring dalam razia, karena sebelumnya sudah dilarang orang tuanya untuk keluar rumah, pagi itu.

Tidak ketinggalan Dian, juga terlihat menangis karena ditindak dalam razia itu. Remaja berusia 15 tahun yang tinggal di kawasan Marindal itu juga mengaku takut dimarahi orang tuanya, sehingga nekad bersembunyi di dalam semak belukar di kawasan itu.

MEDAN - Langit belum lagi putih seutuhnya. Namun, keramaian hingga kepadatan, sudah tampak jelas di kawasan lintasan Kanal, Jalan Brigjen Zein Hamid

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News