Merespons Arahan Presiden, Mensos Dorong Penyaluran 2.010 Ton Beras untuk Pekerja Informal Terdampak PPKM Darurat

Merespons Arahan Presiden, Mensos Dorong Penyaluran 2.010 Ton Beras untuk Pekerja Informal Terdampak PPKM Darurat
Program Kemensos dalam penanganan masyarakat terdampak PPKM Darurat wilayah Jawa - Bali. Foto: Humas Kemensos

Anggaran untuk PKH sebesar Rp28,3 triliun, dan BPNT/Kartu Sembako sebesar Rp42,3 triliun yang disalurkan melalui Bank-bank Milik Negara (Himbara). Kemudian untuk BST anggaran sebesar Rp15,1 triliun yang disalurkan oleh PT Pos Indonesia.

“Dengan bansos ini diharapkan meningkatkan daya beli masyarakat,” kata Mensos.

Selain itu, Kemensos juga bermitra dengan Perum Bulog menyalurkan beras dengan total volume sebesar 200.000.000 kg untuk 10 juta KPM PKH dan 10 juta KPM BST dengan paket besar 10 kg per KPM.

“Yang menyalurkan Perum Bulog, Kemensos hanya mengirimkan data penerima kepada Menkeu. Tujuan penyaluran beras untuk memenuhi sebagian kebutuhan pokok para KPM yang terdampak pandemi,” kata Mensos.

Selain itu, ada juga bantuan beras sebesar Rp5 kg yang khusus merupakan program Kemensos. Bantuan diberikan kepada masyarakat pekerja sektor informal yang tidak bisa bekerja karena terdampak oleh PPKM Darurat.

Mereka di antaranya pedagang kaki lima, pemilik warung, pengemudi ojek, pekerja lepas, dan sebagainya di Jawa dan Bali.

“Data penerima bantuan beras 5 kg ini dari usulan pemerintah daerah. Penerima adalah mereka yang tidak menerima atau di luar penerima 3 jenis bansos reguler, yakni PKH, BPNT/Kartu Sembako dan BST,” kata Mensos.

Bantuan beras disalurkan melalui Dinsos Kabupaten/Kota untuk warga terdampak Covid-19 di seluruh Kabupaten/Kota di wilayah Jawa dan Bali.

Menteri Sosial Tri Rismaharini dan jajaran bergerak cepat merespons arahan Presiden trkait penanangan masyarakat terdampak PPKM Darurat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News