Meriam Kostrad Produksi 1942

Meriam Kostrad Produksi 1942
Pangkostrad Letjen TNI AY Nasution melepaskan tembakan meriam saat meninjau latihan menembak pasukan Kostrad di Lapangan Tembak Armed, Pusdikpassus, Batujajar, Jawa Barat, Sabtu (1/10). Foto: Soetomo Samsu/JPNN
"Ingat, sekali tembak Rp12 juta. Duuung...Rp12 juta. Duung...Rp12 juta. Semua uang rakyat. Jadi tak boleh main-main, harus serius. Lakukan yang terbaik dan tetap semangat," pesannya.

Meski senjata berat yang digunakan sudah uzur, kepada wartawan AY Nasution mengatakan, yang terpenting bukan soal umur senjata. "Tapi harus dilihat sasarannya. Hancur nggak? Mati nggak?. Kita nggak persoalkan tahun produksinya," kata Mantan Pangdam XVII/Cenderawasih itu.

Kabar yang menggembirakan, dalam waktu dekat segera datang meriam type 105 dari Korea Selatan, yang jarak tembaknya bisa mencapai 14 kilometer. "Ke depan, TNI AD juga akan menyiapkan type 155, yang jarak tembaknya 50 kilometer," ujarnya.

Saat latihan menembak di bawah terik matahari itu, AY Nasution juga ikut menembak dengan meriam. Dia juga ikut mendekati ke sasaran tembak yang jaraknya 7 kilometer dari pos penembakan, guna mengecek kena tidaknya sasaran. Yang memprihatinkan, teropong yang digunakan para prajurit Kostrad untuk melihat titik sasaran, juga sudah uzur, yakni teropong gunting produksi Yugoslavia tahun 1940. (sam/jpnn)

BATUJAJAR -- Setiap menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) TNI, persoalan alat utama sistem persenjataan (alutsista) selalu menjadi topik pembicaraan dan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News