Mikir Itu Lagi

Mikir Itu Lagi
Dahlan Iskan di Stasion Lahore, Pakistan. Foto: disway.id

Selama ini ternyata saya berlebihan. Saya terlalu berharap pada Pakistan. Akibatnya saya sampai 'menderita batin' begini. Setelah melihat kenyataannya seperti itu.

Padahal saya ke Pakistan tidak punya tujuan lain. Tidak ada bisnis. Tidak ingin rekreasi. Juga bukan karena lagi sumpek di dalam negeri.

Saya khusus ke Pakistan sengaja ingin membanding-bandingkan negara Islam. Mana yang kira-kira bisa jadi model masa depan.

Pun dulu ketika ke Turki. Dengan pikiran seperti itu. Juga ketika ke Maroko. Atau ke Mesir. Dan ke Aljazair. 

Ustaz Shamsi Ali ternyata punya pandangan yang sama tentang Pakistan. "Saya kira Pakistan sulit maju karena pemahaman agama yang sangat ekstrem," ujar alumnus International Islamic University di Islamabad itu. "Pandangan ekstrim itu didukung pula oleh karakter masyarakat yang agak keras," tambahnya.

Semua itu, ujar Ustaz, menjadikan mereka cepat emosi. Lalu melakukan hal-hal yang desktruktif.

"Tentu tidak lepas juga dari kenyataan bahwa Pakistan dari dulu menjadi persinggahan peperangan Afghanistan," katanya.

Pandangan seperti itu pula yang disampaikan para mahasiswa Indonesia yang bertemu saya di Lahore malam itu. Baca juga: Masyaallah

Selama ini ternyata saya berlebihan. Saya terlalu berharap pada Pakistan. Akibatnya saya sampai 'menderita batin' begini. Setelah melihat kenyataannya seperti itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News