Minim Risiko, Mengoperasi Pasien bak Main Video Game
Jumat, 14 Juni 2013 – 08:34 WIB
Dari empat lengan yang bekerja, salah satunya berfungsi sebagai perpanjangan tangan kamera. Tujuannya adalah untuk memudahkan dokter pengontrol melihat objek operasi.
Kamera itu dilengkapi resolusi sekitar 1.200 megapixel dengan kualitas High Definition (HD) dan tiga dimensi. Dia mampu menunjukkan jaringan dengan jarak dua milimeter.
Sedangkan lengan kamera memiliki diameter 12 milimeter, sedangkan diameter lengan lainnya 8 milimeter. ’’Ada juga lengan yang memiliki dua jari yang bisa berputar seperti rotasi tangan manusia. Jari-jari ini kemudian akan memiliki kemampuan untuk menahan, menjahit, dan memotong,’’ jelas pria yang mendapat gelar dokter dan spesialis (SpOG) dari FKUI, namun mendapatkan gelar MRANZCOG dan FRANZCOG di Adelaide, Australia itu.
Pernah gagal? ’’Alhamdulillah, tidak pernah. Malah banyak pasien yang sangat puas dengan operasi bedah semacam itu. Termasuk pasien saya dari luar negeri, seperti India dan Malaysia. Mereka sangat puas dengan hasilnya,’’ urai suami dari Fenty Wartiana dan ayah dari Kieran Pasha Sini, Basil Jaehan Sini, dan Kesiha Putri Sini itu.
DUNIA kedokteran selalu selaras dengan perkembangan teknologi. Setiap ada penyakit baru muncul, maka dunia kedokteran pun bersiap dengan kecanggihan
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor