Minta Panglima Diganti Sama dengan Lecehkan Presiden

Minta Panglima Diganti Sama dengan Lecehkan Presiden
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo pada Peringatan HUT ke-72 TNI Tahun 2017 di Dermaga Indah Kiat Cilegon, Banten, Kamis (5/10). Foto: Puspen TNI

jpnn.com, JAKARTA - Pernyataan anggota DPR RI Komisi I Charles Honoris yang mendesak agar Jokowi segera mengganti Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dianggap sebagai bentuk pelecehan terhadap kewenangan Presiden.

Hal ini disampaikan aktivis Exponen 98 M.Choir. Menurutnya, Jenderal Gatot Nurmantyo sangat loyal terhadap NKRI, Sapta Marga dan Presiden Jokowi.

“Kalau Charles Honoris minta seperti itu ke Presiden, kurang etis caranya. Pergantian Panglima TNI itu mutlak hak dari Presiden Jokowi," kata Choir, Pemerhati TNI yang juga Exponen ‘98 di Jakarta (19/11).

Choir menilai justru semakin hari semakin menguat dukungan masyarakat terhadap kinerja Jenderal Gatot.

Dia menduga Charles malah merasa ketakutan dengan peran serta TNI sebagai institusi negara dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI.

Dia mengatakan, jika kedekatan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dengan semua kelompok baik ormas Islam maupun kelompok nasionalis dianggap sebagai langkah politik oleh Charles, maka ini merupakan pernyataan yang kurang tepat.

Dia mengingatkan Charles bahwa sebagai institusi negara bahwa TNI tidak berpolitik.

"Kalau seandainya Charles Honoris sadar dengan posisinya sebagai "wakil rakyat" selesaikan dulu urusan upah tenaga kerjanya yang belum dibayar bukan malah melepas tanggung jawab, ingat kasus BLBI," pungkas Choir. (rmo/jpnn)


Permintaan pergantian TNI sebelumnya disampaikan anggota DPR RI Komisi I Charles Honoris


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News