Minta Prostitusi Dilegalkan, Pekerja Seks Australia Temui Parlemen
Tertinggal
Bates mengatakan Australia Selatan terkenal secara internasional sebagai pelopor dalam kebijakan sosial tetapi tertinggal ketika menyangkut undang-undang seputar pekerja seks.
Ia mengatakan undang-undang itu berarti bahwa pekerja seks akan membatasi kontak dengan klien ketika mereka harus fokus pada negosiasi layanan yang akan mereka berikan, karena khawatir klien mereka adalah seorang polisi yang menyamar.
"Anda takut polisi datang dan mengetuk pintu anda," katanya.
"Saya mengerti bahwa polisi di sini sangat aktif dalam dua tahun terakhir - di New South Wales dan di Selandia Baru [mereka telah menemukan] bahwa jika Anda mendekriminalisasi industri, Anda tidak perlu takut lagi."
"Polisi tidak bisa menjadi pelindung dan pengatur pada saat yang bersamaan - itu tak berjalan demikian."
Usulan UU ini akan kembali ke Parlemen pada bulan Juni.
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka