Miris! Hanya Terdengar Teriakan, Orangnya tak Ada, Tujuh Tewas
Kondisi diperparah dengan adanya beberapa perusahaan tambang yang juga merusak hutan. Banyak perusahaan yang masuk Luwu Timur dengan mengandalkan Izin Usaha Pertambangan (IUP).
Kata dia, setelah menebang pohon dalam hutan, pekerja perusahaan meninggalkan hutan yang dirusak. Tanpa membenahi. Tidak ada penghijauan kembali.
Pengawasan terhadap hutan sangat lemah. Dinas Kehutanan sudah diambil alih pemerintah provinsi. Ada UPTD di daerah tetapi tidak jelas kantornya.
Najamuddin menyebut, kalau hutan tidak dibenahi, berpotensi terjadi longsor yang lebih besar dari saat ini.
“Saya minta petani merica jangan tambah lahan yang ditanami,” cetusnya.
Bupati Luwu Timur, M Thorig Husler mengakui lokasi pegunungan yang longsor ini merupakan kawasan hutan yang sudah terbuka.
“Masyarakat sudah menjadikan kebun,” kata Husler. Soal kejadian kemarin, dia menuturkan bahwa pihaknya sudah meminta di radius dekat dari titik longsor, mengungsi ke rumah keluarga. Pemkab juga membuat dapur umum. (shd/zul)
Tiba-tiba tanah di Dusun Harapan Makmur Desa Maliwowo, Kecamatan Angkona, Kabupaten Luwu Timur, Sulsel, itu, bergetar, Jumat (12) sekitar pukul 05.00.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Penjaga Pondok Pesantren di Sukabumi Meninggal Dunia Akibat Longsor
- Sido Muncul Salurkan Bantuan Rp 200 Juta Untuk Korban Banjir Bandang & Longsor di Sulsel
- 2 Orang Tewas dalam Insiden Kapal Terbakar di Barsel
- Kombes Taufik Cek Kondisi Jalan Lintas Riau-Sumbar, Begini Situasinya
- Jalan Lintas Sumbar-Riau Sempat Putus Total, Bagini Kondisi Terkini
- BMKG Sebut Rentetan Getaran Gempa Perbesar Kerawanan Longsor di Sumbar