Miskin Kota Tidak KB, Kriminalitas Meningkat

Ajak KB, Sugiri Bermodal Rai Ndablek

Miskin Kota Tidak KB, Kriminalitas Meningkat
Miskin Kota Tidak KB, Kriminalitas Meningkat
JAKARTA-Ini bukan bermaksud menakut-nakuti. Warga miskin perkotaan bisa menjadi ancaman serius terhadap keamanan. Sebab, mereka yang rata-rata memiliki 3-6 anak itu dapat menyebabkan berbagai masalah sosial seperti tingginya angka kriminalitas.

Menurut riset Badan Pusat Statitistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2011 mencapai 29,98 juta orang dan 10,95 juta berada di perkotaan. Di antara daerah dengan jumlah penduduk miskin tersebut, tiga provinsi yang memiliki penduduk miskin tertinggi mewakili wilayah Jawa Bali adalah Jawa Tengah (14,33%), sedangkan dari wilayah luar Jawa Bali diwakili NTB (28,16%) dan Gorontalo (6,29%).

’’Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah anak yang dimiliki penduduk miskin perkotaan berkisar 3 - 6 orang. Apabila dirata-rata, jumlah anak yang dimiliki keluarga miskin adalah sebanyak 3, sedangkan keluarga non miskin rata-ratanya hanya 2,7,’’ kata dr Julianto Witjaksono, SpOG-KFER, MGO, Deputi Bidang KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN dalam acara temu media bertajuk Menelisik Lorong Sempit KB untuk Si Miskin Perkotaan di Aula Kantor Pusat BKKBN, Jakarta, kemarin.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DR dr Sugiri Syarief MPA mengakui bahwa meyakinkan warga miskin untuk ber-KB cukup menantang. Sebab, minimnya akses pendidikan dan informasi membuat mereka kurang menyadari pentingnya mengatur angka kelahiran.

JAKARTA-Ini bukan bermaksud menakut-nakuti. Warga miskin perkotaan bisa menjadi ancaman serius terhadap keamanan. Sebab, mereka yang rata-rata memiliki

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News