Misteri Watu Lumpang, Dijaga Harimau Putih dan Ular
Pada zaman pra sejarah, lanjut Gunawan, batu itu digunakan sebagai tempat pemujaan arwah nenek moyang. Sedangkan pada zaman megalitikum atau jaman batu, kedua benda itu digunakan sebagai alat menumbuk padi.
Kisah Watu Lumpang, sambung dia, tidak hanya itu. Konon, pada zaman kerajaan, benda purbakala itu sebagai tempat persinggahan Raja dari Solo bersama putrinya setiap hendak menuju ke Tegal Arum Amangkurat, di Desa Pesarean, Kecamatan Talang.
"Kalau menurut orang-orang, Watu Lumpang itu sering dikunjungi Raja Solo setiap malam minggu dengan mengendarai kereta kencana," tuturnya.
Saat ini, masih kata Gunawan, Watu Lumpang ditunggu oleh sepasang suami istri yang selalu berpakaian hitam. Mereka adalah, Mbah Siliwangi yang berwujud harimau putih dan Mbah Wiri yang berwujud ular.
Meski ditunggu oleh sepasang suami istri yang tidak terlihat wujudnya itu, tapi Watu Lumpang acap kali dikunjungi oleh warga sebagai tempat prosesi ritual. Hal itu terjadi sejak masa 1930 silam.
"Warga sering berkunjung ke sini (Watu Lumpang). Mereka sekedar meminta keselamatan, keberkahan, dan lainnya," kata Gunawan yang mengaku kerap melihat kepala kambing, kepala kerbau, dan kelapa hijau di lokasi tersebut. (yer/adi/sam/jpnn)
BALAPULANG - Di Desa Balapulang Kulon Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, tepatnya di sekitar Mba Beji, terdapat situs Watu Lumpang.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- 254 Warga Ampek Angkek Agam Terdampak Galodo Gunung Marapi
- Ada Razia di Depan Polda Papua, Kendaraan Hasil Curian Terjaring
- Begini Perkembangan Kasus Korupsi BBM Dinas Perkim Rohul
- Kombes Taufik Cek Kondisi Jalan Lintas Riau-Sumbar, Begini Situasinya
- Berdamai dengan Mahasiswa Pengkritik Iuran, Rektor Unri Cabut Laporan di Polda Riau
- Penyelundupan 125.684 Benih Lobster di Perairan Jambi Digagalkan, 3 Tersangka Diringkus