Misteri Yingying

Oleh Dahlan Iskan

Misteri Yingying
Dahlan Iskan.

"Saya tidak akan lupa wajahnya," ujar Emily.

Itu berbeda dengan yang terjadi atas Zhang Yingying. Yang memang lagi buru-buru. Belum terlalu paham Amerika pula.

Siang itu Zhang berjalan dari kampus. Dari laboratorium.

Dia harus naik bus kota. Tiba di pemberhentian, belum ada bus. Zhang lihat-lihat video. Di layar HP-nya. Tentang tata cara naik turun bus kota.

Rupanya terlalu asyik. Tidak melihat busnya sudah dekat. Zhang tidak memberi tanda akan naik bus itu. Kebetulan tidak ada penumpang yang turun di situ. Maka bus itu pun terus melaju.

Zhang ketinggalan bus. Lalu mengirim WA ke kantor pemasaran apartemen tadi. Yang mengabarkan keterlambatannya untuk tanda tangan sewa apartemennya.

Saat menunggu bus berikutnya itulah tawaran datang. Dari Saturn Astra hitam empat pintu. Christensen juga mengaku polisi. Yang lagi menyamar.

Zhang naik ke mobil itu. Di perempatan berikutnya Saturn Hitam belok kiri. Ke arah utara. Ke North Goodwind Avenue. Ke apartemen Christensen.

Kini Christensen jadi tersangka. Kampusnya lebih heboh lagi. Tidak menyangka asisten dosen itu pembunuh. Berbeda dengan tampilan sehari-hari.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News