Mistis! Bergelimpangan, Kesurupan di Lereng Merapi

Mistis! Bergelimpangan, Kesurupan di Lereng Merapi
Tarian tradisional beraroma mistis di Dusun Temusari, Desa Lencoh, Selo, Boyolali. Foto: Soetomo Samsu /JPNN.com

Ngeri melihatnya. Tangan mengepal, badan meliuk-liuk, bergerak dengan tatapan kosong. Bahkan, ada yang keluar, lari dari panggung. Anggota tim khusus yang bertugas “mengatasi” mahkluk gaib yang merasuki tubuh penari bergerak cepat, mengejar, dan membawanya ke ruang dalam.

Bagaimana cara “mengobati”? “Mintanya apa, ya dituruti, langsung pergi (roh yang merasuki sudah keluar dari tubuh penari, red). Tadi ada yang minta minum air kembang, ada yang minta rokok,” ujar Warsito, salah seorang pemuda setempat.

Menurut keterangan Sukamto (70), sesepuh Desa Lencoh, pentas kesenian berbau mistis itu semata untuk melestarikan budaya peninggalan para leluhur desa setempat.

Mantan Kades selama 32 tahun itu cerita, biasanya yang merasuki tubuh para penari juga bukan “sosok” yang tidak asing bagi warga setempat. 

“Seperti Mbah Petruk dan kawan-kawannya,” kata Sukamto. Mbah Petruk, berdasar mitos, merupakan salah satu “penunggu” Gunung Merapi.

Bahkan, lanjutnya, terkadang ucapan-ucapan yang disampaikan oleh penari yang kesurupan, berupa kalimat wejangan dan peringatan. 

“Pernah terjadi bencana, yang sebelumnya sudah disampaikan oleh penari yang kesurupan. Iki bener, aku ora ngarang (ini benar, saya tidak mengarang, red),” ucapnya. (sam/jpnn)

 

TABUHAN gamelan mengalun rancak. Semakin lama ritmenya semakin cepat. Puluhan penari berjingkrak di atas panggung pendek, di lantai berpasir. Mereka


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News