Mitigasi Bencana Perlu Diperkuat karena Indonesia Rawan Gempa

Mitigasi Bencana Perlu Diperkuat karena Indonesia Rawan Gempa
Dokumentasi - Foto udara dampak kerusakan gempa Cianjur dan longsoran perbukitan di Kampung Sarampad, Desa Sarampad, Kec. Cugenang, Kab. Cianjur, Selasa (22/11/2022). Foto: BNPB

jpnn.com, JAKARTA SELATAN - Koordinator Geologi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Geologi Kementerian ESDM Supartoyo mengatakan Indonesia sebenarnya negara yang rawan terjadi lindu.

Dia bahkan menyebut empat dari 15 besar kejadian gempa bumi dengan skala richter terkuat di dunia terjadi di Indonesia.

Suparyoto kemudian menyinggung beberapa gempa bumi yang masuk 15 besar terkuat seperti di Aceh, Nias, dan Laut Banda.

Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara Seminar Nasional berjudul Mitigasi Bencana Secara Cepat sebagai Upaya Antisipasi Dini untuk Memahami Potensi Bahaya Gempa Bumi dan Risikonya di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (2/3).

"Wilayah Indonesia itu sangat rawan. Dari 15 kejadian gempa bumi merusak, empat di antaranya terjadi di Indonesia," kata pria bergelar doktor itu dalam diskusi.

Suparyoto mengatakan selama 2023 saja sudah terjadi lima gempa bumi yang mengakibatkan kerusakan fasilitas umum sampai rumah warga.

"Pertama di Kepulauan Tanimbar, ada muncul pulau yang merupakan mud volcano, kemudian di Jayapura, itu berkali-kali sejak Januari yang kekuatannya tidak kuat, tetapi terus menerus," lanjut dia.

Mengacu pada kondisi itu, Suparyoto mengingatkan tentang perlunya penguatan sistem mitigasi terhadap bencana, terutama gempa bumi demi meminimalkan korban.

Supartoyo menyebut sistem mitigasi bencana perlu diperkuat karena Indonesia adalah negara yang rawan terjadi gempa bumi, Begini penjelasannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News