Mitigasi Risiko Ekonomi 2023, Pemerintah Harus Fokus Jaga Ketahanan Pangan dan Energi

Melemahnya ekspor yang diikuti melemahnya aliran modal asing baik FDI maupun investasi portofolio juga akan melemahkan nilai tukar rupiah, terlebih aliran modal keluar berpotensi meningkat seiring kenaikan bunga acuan di negara-negara maju.
Untuk kebijakan moneter, Yusuf menyarankan kebijakan moneter untuk menjaga nilai tukar rupiah sebaiknya tidak lagi mengandalkan suku bunga.
Namun, beralih dari pendekatan suku bunga tinggi ke pendekatan pengelolaan devisa yang efektif, terutama melalui repatriasi DHE (devisa hasil ekspor), SDA dan menukarnya secara efektif ke rupiah.
“Pemerintah harus bersikap tegas kepada eksportir yang tidak melakukan repatriasi DHE ke dalam negeri, termasuk dengan melakukan penyesuaian terhadap rezim devisa bebas,” ungkap dia.
Sebelumnya, sejumlah lembaga internasional memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi indonesia di 2023.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, masih berada di kisaran 4,7-5 persen.
“Kita koordinasi sektor fiskal dan moneter, maupun riil. Ini jadi pembelajaran berharga untuk penanganan ketidakpastian berbagai risiko,” kata Menko Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini.
Duet Pemerintah dan BI
Ada sejumlah langkah yang bisa dilakukan pemerintah untuk memitigasi risiko di tahun 2023. Salah satunya adalah menjaga daya beli masyarakat.
- Memahami Gagasan Presiden Prabowo Tentang Mengurangi Ketergantungan dengan Negara Lain
- Pemprov Jateng: Transisi Energi Terbarukan Bukan Soal Sulit, Tetapi..
- Siap Tingkatkan Ekraf, Gempar Targetkan Sulut Jadi Pintu Gerbang Asia Pasifik
- PNM Tebar Beasiswa Bagi Anak Nasabah untuk Dorong Pengentasan Kemiskinan
- Gubernur Ahmad Luthfi Bakal Kembangkan Wilayah Aglomerasi Banyumas
- SLB OneSubsea Buka Fasilitas Pengembangan Bawah Laut Baru di Balikpapan