Mobil Handphone

Oleh: Dahlan Iskan

Mobil Handphone
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Sepulang dari Pulau Moyo Lebaran lalu itu saya hampir tiap hari ke dekat Pacet, kaki Gunung Penanggungan. Sendirian. Pakai mobil listrik. Kang Sahidin masih berlebaran di Sukabumi Selatan.

Agar perjalanan wira-wiri itu lebih bermanfaat, saya ingin berlomba dengan diri saya sendiri: ingin mencapai rekor penghematan pemakaian baterai mobil listrik. Hari berikutnya harus lebih hemat dari hari sebelumnya.

Dari hari ke hari bersaing. Dengan diri sendiri.

Baca Juga:

Mobil Handphone

Toh, hari-hari itu lalu-lintas sepi. Tidak ada truk di jalan raya. Santai. Mobil bisa sepenuhnya dalam kendali manusia yang mengemudikannya, apalagi hari-hari itu saya tidak dalam keadaan terburu-buru.

Separuh jalan Surabaya-Pacet itu datar. Sekitar 30 km.

Baca Juga:

Setelah itu sedikit menanjak, 20 km. Total 50 km. Itu kalau tidak lewat jalan tol.

Pada hari-hari normal saya selalu lewat jalan tol. Dari Surabaya. Exit-nya Mojokerto.

Jumat kemarin saya harus ke Lasem. Ada acara ulang tahun dewa yang menjaga klenteng di Lasem. Saya menggunakannya untuk tes mobil listrik yang baru: Denza.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News