Mobil Mewah Masih Tumbuh

Mobil Mewah Masih Tumbuh
Mobil Mewah Masih Tumbuh

jpnn.com - SURABAYA- Pasar mobil mewah tanah air masih belum tergerus seiring gonjang-ganjing makro ekonomi. Para agen pemegang merek (APM) juga menahan diri untuk menaikkan harga seiring melemahnya rupiah. Ini yang dilakukan oleh BMW Indonesia

Presdir BMW Group Indonesia Ramesh Divyanathan menyebut penjualan BMW sampai Oktober lalu adalah 1.961 unit. Jumlah itu naik 11 persen banding periode yang sama tahun lalu. "Kami masih optimistis pada akhir tahun bisa tembus 2.500 unit," tuturnya di sela peresmian BMW Premium Selection (BPS) di Surabaya, kemarin.

Ramesh menyebut persaingan mobil mewah di Indonesia sangat ketat. Ini yang membuat BMW mempertahankan harga meskipun, rupiah telah melemah sampai 20 persen terhadap euro. Pabrik BMW sendiri berada di Jerman. "Kami baru akan melakukan penyesuaian harga pada awal tahun depan. Kenaikan sekitar 7 sampai 10 persen," katanya.

Chief Executive Astra Internationl Tbk-BMW Sales Operation (AIBSO) Ernando Demily menambahkan potensi pasar mobil mewah di Indonesia masih tinggi. Itu terlihat dari makin banyak merek-merek kelas dunia yang masuk. "Faktor suku bunga dan makro ekonomi yang masih tidak stabil menjadikan tahun depan menantang," katanya.

Karena itu, tambah dia, untuk meningkatkan loyalitas dan data base pelanggan, AIBSO membuka BPS di beberapa kota. BPS adalah unit bisnis penjualan kendaraan seken BMW yang bersertifikasi. BMW pun mengklaim ini adalah satu-satunya APM kendaraan premium yang menghadirkan divisi penjualan bekas.

"Kami mencoba menjaga resale value BMW. Kami ingin memperluas pasar BMW, khususnya Surabaya," ujarnya Ernando.

Pada awal tahun, 4 outlet BPS yang berada di Jakarta telah dibuka oleh BMW. Dampaknya, harga mobil sekaen BMW naik tinggi. "Targetnya penjualan mobil bekas 50 persen dari mobil baru. Kalau penjualan di Surabaya dan Jatim 240 unit setahun, jadi mobil bekas diharapkan 120," tuturnya.(dio)


SURABAYA- Pasar mobil mewah tanah air masih belum tergerus seiring gonjang-ganjing makro ekonomi. Para agen pemegang merek (APM) juga menahan diri


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News