Modus Kecurangan di Pilpres Rusia Terungkap, Parah Banget

Modus Kecurangan di Pilpres Rusia Terungkap, Parah Banget
Pemungutan suara Pilpres Rusia, . Foto: AFP

Anggota Komisi Pemilihan Umum Leila Koichuyeva juga tak terlalu menanggapi serius saat dimintai konfirmasi terkait dengan orang-orang yang memberikan suara beberapa kali itu. ’’Mereka mungkin kembar,’’ jawabnya singkat.

Pernyatan senada dilontarkan Kepala TPS 217 Zukhra Chomaeva. ’’Bagaimana saya tahu bahwa mereka adalah orang yang sama? Mereka mungkin hanya terlihat serupa,’’ tegasnya.

Sangat mungkin kasus serupa terjadi di kota-kota lain. Di Rusia, memberikan suara di beberapa TPS dianggap tindak pidana ringan. Kalau ketahuan, mereka hanya akan dikenai denda.

Reuters juga menemukan penggelembungan suara di 12 TPS di berbagai penjuru Rusia. Salah satunya terjadi di TPS 265 Simferopol, Krimea. Petugas menambah jumlah pemilih hingga 528 orang atau 66 persen lebih banyak.

Berdasar data Reuters, di situ hanya ada 797 pemilih. Tapi, petugas menyatakan jumlahnya 1.325 orang. Di Rusia, praktik kecurangan seperti itu disebut carousel.

Celah kecurangan lainnya adalah sistem registrasi pemilih yang baru. Sistem tersebut memudahkan orang untuk memberikan suara ketika mereka jauh dari rumah.

Mereka bisa mendaftar secara online untuk memberikan suara di TPS lain. Tiga reporter Reuters yang mencoba sistem tersebut bisa memberikan suara di TPS baru plus TPS di tempat tinggalnya.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan bahwa Rusia memiliki aturan untuk laporan kecurangan pemilu. Laporan yang diunggah Reuters tidak akan dipakai sebagai acuan. Kecuali, para pengamat di masing-masing TPS membuat laporan serupa ke penegak hukum.

Kantor berita Reuters mengungkap fakta mengejutkan soal modus kecurangan di pilpres Rusia. Pelanggaran dilakukan secara terang-terangan

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News