Mohon Maaf, Sejak Marsekal Hadi Jadi Panglima, Dua Peristiwa Besar Terjadi di Papua

Mohon Maaf, Sejak Marsekal Hadi Jadi Panglima, Dua Peristiwa Besar Terjadi di Papua
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Foto: Puspen TNI

Menurutnya, memang dipilihnya Gatot Nurmantyo waktu itu oleh Jokowi supaya TNI fokus mengawal pembangunan infrastruktur di Papua. Lepas dari ambisi politiknya yang menjelang pensiun jadi "nyeleneh", sebagai komandan Gatot cukup berpengalaman.

Nah, ketika Panglima TNI dijabat oleh Hadi Tjahjanto, ada kekosongan di sana, karena memang ia diminta Jokowi fokus mengawal maritim. Gagapnya Panglima saat menghadapi situasi terlihat saat ia harus mengganti Pangdam Cendrawasih dan Kasuari dalam waktu singkat.

Sebelumnya, Panglima TNI merotasi Pangdam di Papua, dengan menunjuk Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau Pangdam XVIII Kasuari, menjadi Pangdam XVII Cendrawasih. Sedangkan Mayjen TNI Santos Matondang jadi Pangdam Kasuari di Papua barat.

Belum sebulan, Papua Barat rusuh, Mayjen TNI Santos Matondang yang baru menjabat sudah diganti. Mayjen TNI Joppye yang kemarin jadi Pangdam Cenderawasih, harus balik ke Papua Barat menjadi Pangdam Kasuari.

Dari rotasi mendadak ini terlihat ada ketidaksiapan Panglima saat menghadapi situasi Papua sehingga langkah yang dibuat pun bersifat mendadak, bukan langkah strategis jangka panjang.

Denny menilai Marsekal Hadi Tjahjanto terlihat kurang pengalaman dalam menuntaskan masalah di darat. Situasi di darat membutuhkan penanganan khusus dari mereka yang paham peta lapangan sehingga kasus separatisme seperti di Papua tidak membesar dan berlanjut.

“Mungkin sudah saatnya Pak Jokowi memikirkan untuk mengganti Panglima TNI dengan mendapatkan orang yang kompeten di bidangnya,” katanya.(fri/jpnn)


Menurut Denny, sejak Panglima TNI dijabat Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, ada dua peristiwa besar yang terjadi di Papua yang menunjukkan kelemahan kita


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News