Mondok di Pesantren Bisa Kuliah di Luar Negeri
Terakhir, berita yang ramai dibicarakan publik adalah prestasi Syarifah Salsabila yang merupakan santri pesantren Amanatul Ummah yang diterima sebagai mahasiswa termuda dengan nilai terbaik di program studi biologi Unair.
Usianya baru 14 tahun. Seusianya, harusnya masih duduk di bangku kelas IX alias III SMP. Perjalanan pendidikannya tiga tahun lebih cepat.
Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah KH Asep Saifuddin Chalim mengatakan, hampir tiap tahun santri-santrinya sudah bisa tembus ke perguruan tinggi ternama di Indonesia dan luar negeri.
Dilihat dari jurusan yang berhasil ditembus, juga bukan program studi yang gampang. Seperti kedokteran umum, teknik industri, farmasi, hospitality, teknik mesin dan dirgantara, teknik elektro, akuntansi dan jurusan-jurusan favorit lainnya.
Contohnya seperti Aditya Rizki Arifin yang diterima di Jurusan Teknik Industri ITB dan University Tohuku, Jepang. Gigant Yolansya Rafsanjan diterima di Kedokeran Umum Unair, Surabaya.
Bahrul Yusuf Efendi di Jurusan Akuntasi STAN, Jakarta, dan Hadyan Destya Aufar di Diploma, Sydney School of Business, Australia. (jpg)
Pondok pesantren pernah dipandang sebelah mata. Tapi, itu dulu. Sekarang pesantren semakin “seksi”. Buktinya, banyak yang naksir.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Nadiem Makarim Sebut Kurikulum Merdeka Dibutuhkan Sekolah yang Tertinggal, Guru Diberi Kebebasan
- Ikatan Wartawan Hukum Gelar Kongres, Sosok Inilah Ketua Umum Barunya
- Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024 Dibuka, Peluang Besar untuk Guru dan Dosen
- REFO Sukses Gelar G-Schools Indonesia Summit 2024
- Dorong Pendidikan Indonesia, Mentari Assessment & OxfordAQA Kerja Sama Eksklusif
- Peringatan Hardiknas 2024 Syahdu, Nadiem Makarim Titipkan Merdeka Belajar