Monopoli Penerbangan Umrah
Minggu, 14 Maret 2010 – 07:25 WIB
JAKARTA – Tim pengawas haji DPR menemukan adanya dugaan monopoli tiket penerbangan umrah oleh Kedubes Arab Saudi di Jakarta. Indikasi tersebut mengakibatkan munculnya berbagai permasalahan keberangkatan jamaah umrah asal Indonesia. Dia menuturkan, indikasi monopoli penerbangan itu berdampak terhadap kenaikan biaya umrah dari tarif normal. Bila biasanya pengurusan visa umrah senilai USD35, sekarang membengkak hingga USD100. "Untuk itu, saya meminta praktik monopoli yang kotor seperti ini tidak boleh dilakukan di sini," tekan anggota Komisi VIII itu.
"Dari peninjauan di lapangan, permasalahan gagal berangkat jamaah (umrah) bukan disebabkan adanya regulasi baru, melainkan terkait dengan masalah tiket penerbangan," kata anggota Tim Pengawas Haji DPR Said Abdullah di Jakarta, Sabtu (13/3).
Baca Juga:
Menurut Said, sesuai dengan ketentuan Kedubes Arab Saudi, calon jamaah yang hendak umrah diwajibkan menggunakan pesawat tertentu. Pesawat tersebut berstatus proteksi dan menjadi persyaratan pengurusan visa. "Aturan ini tidak lazim," ujar Said.
Baca Juga:
JAKARTA – Tim pengawas haji DPR menemukan adanya dugaan monopoli tiket penerbangan umrah oleh Kedubes Arab Saudi di Jakarta. Indikasi tersebut
BERITA TERKAIT
- NavaPark BSD & Bank Mandiri Kerja Sama Tawarkan KPR Hijau
- Kementerian ESDM Tanggapi Pernyataan Mendag Soal Pengurangan Isi Tabung Gas 3 Kg
- HUT ke-63 bank bjb, Bukti Komitmen Pelayanan Perbankan Terbaik dan Inovasi
- Pemprov Sumsel Berkolaborasi dengan OJK Gelar Harvesting Gernas BBI-BBWI 2024
- Kabar Baik dari Menko Airlangga, CNGR Advanced Material dari China Sepakat Kerja Sama R&D dengan UGM
- Kementerian BUMN Apresiasi Kolaborasi SIG & Astra dalam Meningkatkan TKDN Sparepart Berbasis Binaan UKM