Monumen Kresek, Kiai Husein Dipaksa Jongkok, Dihabisi PKI

Monumen Kresek, Kiai Husein Dipaksa Jongkok, Dihabisi PKI
Dwi Atmanto sudah 26 tahun merawat Monumen Kresek. Foto: R.Bagus Rahadi/Radar Madiun/JPNN.com

Setelah membantai belasan orang, gerombolan PKI itu melarikan diri ke hutan di sebelah timur monumen.

Suyud berhasil menyelamatkan diri dengan naik ke atap. ‘’Kemudian minta bantuan warga di Dusun Jelir yang tak jauh dari monumen,’’ terang Dwi yang lahir 46 tahun lalu itu.

Suyud ditolong warga dan Pasukan Siliwangi. Para pemberontak kala itu sedang menjadi buruan hingga Muso, pimpinan PKI, akhirnya tertangkap di Ponorogo.

Jenazah korban kekejaman PKI yang ditemukan di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, akhirnya dimakamkan di Taman Makan Pahlawan (TMP). ‘’Pengetahuan sejarah saya seputar pemberontakan PKI didapat dari almarhum,’’ ungkap Dwi.

Sepeninggal Suyud, peran pemandu kerap diambil Dwi. Sebenarnya ada guide khusus tunjukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindik) Kabupaten Madiun untuk Monumen Kresek.

Namun, kedatangan pengunjung sering tidak kenal waktu hingga memaksa Dwi tampil sebagai pemandu. ‘’Saya tawarkan kepada wisatawan, mau dengan pemandu dindik apa cukup dengan saya,’’ ujar Dwi.

Kebanyakan pengunjung justru meminta Dwi untuk memandu. Sejumlah pertanyaan harus dijawab. Terutama seputar patung-patung yang ada di Monumen Kresek yang menggambarkan tragedi pada 1948 itu.

Ada patung seseorang membawa golok yang menjadi penanda kekejaman PKI saat membunuh warga tak bersalah. Selain itu, patung Kiai Husein yang dipaksa jongkok sesaat sebelum dihabisi.

Di Monumen Kresek, ada patung seseorang membawa golok yang menjadi penanda kekejaman PKI saat membunuh warga tak bersalah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News