MPR RI: Pergelaran Seni Budaya Mampu Merajut Persatuan dan Kesatuan Bangsa

MPR RI: Pergelaran Seni Budaya Mampu Merajut Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Anggota MPR RI Agun Gunanjar Sudarsa (tengah) pada acara Pageralan Seni Budaya Nasional dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR di Pantai Barat Kawasan Wisata Pangandaran, Jawa Barat, Minggu (4/8). Foto: Humas MPR

Tentunya, lanjut Agun Gunanjar, kita harus bisa berperilaku sebagaimana kita menjunjung prinsip-prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab, dengan membawa semangat persatuan, dan selalu bermusyawarah. Semua itu dilakukan dalam rangka untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. “Untuk itu, mari kita bangun persatuan dan kesatuan guna menatap masa depan yang lebih baik, lebih optimistik,” ajak politikus Partai Golkar ini.

Malam pagelaran seni budaya tradisional di pantai Pangandaran itu menampilkan sejumlah jenis kesenian yang berasal dari Kabupaten Pangandaran dan sekitarnya. Di buka oleh seni Eok (sejenis tembang), lalu dilanjutkan Tari Gondang yang dibawakan para penari perempuan dari Desa Cikalong, Berikutnya, Seni Calung, dan ditutup tarian Ronggeng Amen. Tarian Ronggeng ini cukup menarik karena para penonton beramai-ramai ikut menari bersama para penari.

Kepala Biro Humas Setjen MPR Siti Fauziah, dalam laporannya selaku pelaksana Pagelaran Seni Budaya Tradisional ini memaparkan bahwa MPR menyelenggarakan pagelaran seni budaya ini bukan semata hanya untuk ditonton, tapi karena di dalam seni budaya itu terkandung nilai-nilai kebersamaan, kekompakan, dan keserasian sehingga menciptakan sesuatu yang indah.

“Jadi, sebuah tarian itu akan tampak indah kalau para penarinya kompak,” ungkap Siti Fauziah.

Karena nilai-nilai yang terkandung dalam seni budaya tradisional itulah maka MPR menjadikan seni budaya sebagai salah satu metode sosialisasi Empat Pilar MPR. Kesenian tradisional yang terdapat di berbagai daerah di Indonesia, menurut Siti Fauziah, harus tetap lestari dan dijaga jangan sampai punah. Caranya, memberi kesempatan mereka untuk tampil, karena masih banyak seni budaya tradisional yang jarang dipentaskan di muka umum, termasuk di Pangandaran ini.

Dengan memilih seni budaya tradisional sebagai salah satu metode sosialisasi Empat Pilar berarti MPR memberikan kesempatan pada seni budaya tradisional untuk berkembang. Dan, itu sesuai harapan Bupati Pangandaran, H. Jeje Wiradinata.

Jeje Wiradinata dalam sambutannya menyatakan dengan pagelaran seni budaya ini berarti MPR memberi ruang kepada seni budaya tradisional untuk berkembang.

“Begitu pula kalau pembinaan kehidupan berbangsa melalui Empat Pilar ini dikemas dalam seni budaya tentunya akan sangat menarik,” katanya.

Sesungguhnya kehidupan berbangsa dan bernegara akan menjadi tenteram, damai, bersatu, dan semakin maju manakala seni budaya terus dibina dan dikembangkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News