MPR RI: Pergelaran Seni Budaya Mampu Merajut Persatuan dan Kesatuan Bangsa

MPR RI: Pergelaran Seni Budaya Mampu Merajut Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Anggota MPR RI Agun Gunanjar Sudarsa (tengah) pada acara Pageralan Seni Budaya Nasional dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR di Pantai Barat Kawasan Wisata Pangandaran, Jawa Barat, Minggu (4/8). Foto: Humas MPR

jpnn.com, PANGANDARAN - Sesungguhnya kehidupan berbangsa dan bernegara akan menjadi tenteram, damai, bersatu, dan semakin maju manakala seni budaya terus dibina dan dikembangkan. Kata kuncinya adalah semua itu akan terlaksana apabila semua pihak memiliki komitmen yang sama, dan itu sesungguhnya landasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebagai contoh, beberapa waktu lalu kita bisa melewati masa yang amat menegangkan, antara pihak yang satu dengan pihak yang lainnya, akibat berbeda pilihan dalam Pemilu 2019 lalu.

Tetapi mengapa akhirnya kita bisa bersatu kembali? Karena kita memiliki akar budaya, yakni: saling asah, saling asih, dan saling asuh, di mana musuh bukanlah antara sesama kita tetapi musuh kita adalah kepentingan politik. Oleh Karena itu, seni budaya yang memang bebas nilai politik dapat mendorong kita untuk bersatu kembali, dan dengan demikian kita bisa mengejar ketertinggalan guna menjadi sebuah negara bangsa yang baik dan mempersatukan kita bersama.

Anggota MPR Fraksi Partai Golkar, Drs. Agun Gunanjar Sudarsa, Bc.Ip., M.Sc., menyatakan hal itu saat menyampaikan sambutan pada acara pembukaan pergelaran Seni Budaya Nasional dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR di Pantai Barat Kawasan Wisata Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Minggu malam (4/8/2019).

Selaku anggota MPR mewakili Kabupaten Ciamis, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Banjar, dan Kabupaten Pangandaran, Agun Gunanjar adalah inisiator terselenggaranya pagelaran seni budaya di pantai Pangandaran ini. Karena Agun tahu persis di wilayah Kabupaten Pangandaran dan sekitarnya memiliki potensi seni budaya tradisional yang cukup berkembang, dan diketahui pula mereka jarang mendapat kesempatan pentas di muka umum.

Maka tak salah bila MPR menjadikan seni budaya sebagai salah metode sosialisasi Empat Pilar MPR. Karena, menurut Agun Gunanjar, pergelaran seni budaya ini bukan hanya sekedar untuk bersorak-sorai bergembira, tapi ada esensi yang lebih mendasar terkandung di dalamnya. Bahwa seni budaya adalah bagian utama dan paling utama bagi kita dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

BACA JUGA: MPR: Bangsa Indonesia Kehilangan Tokoh Ulama Nasionalis

Jadi, kegiatan sosialisasi Empat Pilar MPR melalui seni budaya tradisional ini, sebut Agun Gunanjar, tidak lain dikandung maksudkan untuk mengingatkan kita kembali betapa pentingnya penghayatan dan pengamalan kehidupan kita sehari-hari dalam berbangsa dan bernegara, terkait dengan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara. Artinya, setiap perilaku kita harus sungguh-sungguh bisa kita pertanggungjawabkan sebagaimana sila-sila Pancasila itu sendiri.

“Ucapan, perbuatan, perilaku kita diharapkan dengan sungguh-sungguh bisa kita pertanggungjawabkan sebagaimana agama yang kita anut mengajarkan kita untuk selalu berbuat baik, dan selalu mendorong kita menjadi umat yang percaya dan bertaqwa, serta beribadah kepada-Nya,” ujar Agun Gunanjar.

Sesungguhnya kehidupan berbangsa dan bernegara akan menjadi tenteram, damai, bersatu, dan semakin maju manakala seni budaya terus dibina dan dikembangkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News