Mudahnya Penerbitan Sporadik Picu Konflik Lahan

Mudahnya Penerbitan Sporadik Picu Konflik Lahan
Mudahnya Penerbitan Sporadik Picu Konflik Lahan
MUARASABAK - Selama 15 tahun terakhir tercatat sebanyak 22 kasus sengketa lahan yang terjadi di Kabupaten Tanjungjabung Timur. Jumlah itu terbilang cukup tinggi untuk sebuah Kabupaten pemekaran. Dari jumlah itu diketahui sebanyak 16 kasus sengketa lahan sudah selesai ditangani, lima kasus belum ditangani dan satu kasus masih dalam tahap proses akhir.

Menurut Asisten I Setda Tanjabtim Sudirman, Sabtu (22/12) dari hasil pengamatannya bersama anggota tim Sembilan, terjadinya sengketa lahan ini antara lain dilatarbelakangi oleh beberapa faktor antara lain seperti adanya indikasi tipu-menipu, dimana kepala desa dengan mudahnya menerbitkan sporadik lahan. 

 

Untuk jenis sengketa lahan yang terjadi di Kabupaten Tanjabtim dikategorikan menjadi empat jenis, masing-masing sengketa lahan antara masyarakat dengan perusahaan, sengketa masyarakat dengan pemerintah, sengketa masyarakat dengan masyarakat, dan sengketa perusahaan dengan perusahaan.

Dari keempat kategori tersebut yang paling dominan adalah sengketa lahan antara masyarakat dengan perusahaan dengan jumlah sebanyak 12 kasus. “Dari 12 kasus antara masyarakat dengan perusahaan tersebut, 10 kasus di antaranya sudah dapat diselesaikan dengan damai melalui mediasi dan fasilitasi tim sembilan,” ujarnya.

MUARASABAK - Selama 15 tahun terakhir tercatat sebanyak 22 kasus sengketa lahan yang terjadi di Kabupaten Tanjungjabung Timur. Jumlah itu terbilang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News