Muhadjir Effendy: Stunting dan Kemiskinan Ekstrem Saling Berkesinambungan

Muhadjir Effendy: Stunting dan Kemiskinan Ekstrem Saling Berkesinambungan
Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah pusat ingin menghapus fenomena stunting berbarengan dengan kemiskinan ekstrem. Foto: Dok Muhadjir Effendy

jpnn.com, JAKARTA - Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan Provinsi Sulawesi Utara memiliki kasus stunting diangka 20,5 persen.

Namun, fenomena stunting yang kian memprihantinkan telah mengalami penurunan 0,9 persen dari tahun lalu.

Adapun Kabupaten Bolaang Mongondow Timur menjadi wilayah dengan stunting 30 persen dan tertinggi di wilayah Sulawesi Utara dan Kota Tomohon dengan kasus terendah pada angka 13,7 persen.

Bupati Bolaang Mongondow Timur Sam Sachrul Mamonto menyampaikan ada dua masalah stunting utama di daerahnya.

Hal itu diungkapkan Sam Sahcrul dalam Roadshow Dialog Stunting dan Kemiskinan Ekstrem secara dari pada Jum'at (17/3).

"Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pemeriksaan dan pemantau lanjutan di Posyandu serta minimnya jumlah tenaga kesahatan pada pos spesifik guna melakukan intervensi perawatan sensitif dan mendalam menjadi masalahnya," ungkap Sam Sachrul dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Rabu (29/3).

Sam Sachrul berharap pemerintah pusat dapat ikut menekan angka stunting melalui penguatan kapasitas sumber daya manusia serta dukungan anggaran terhadap program-program pembangunan infrastruktur dasar yang meliputi pembangunan sanitasi layak, air minum, dan akses jalan.

Kendati demikian, Provinsi Sulawesi Utara telah mengambil banyak langkah untuk mengatasi stunting.

Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah pusat ingin menghapus fenomena stunting berbarengan dengan kemiskinan ekstrem.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News