MUI dan Terorisme

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

MUI dan Terorisme
Ilustrasi, Densus 88 menangkap 3 ustaz terduga pelaku terorisme. Foto: Ricardo/JPNN.com

Penangkapan Ustaz AZA dianggap sebagai indikasi bahwa MUI sudah disusupi kelompok terorisme.

Anggapan itu dibantah oleh Wakil Ketua MUI KH Anwar Abbas. "Sepanjang pengetahuan saya yang bersangkutan adalah ulama yang antikekerasan, tetapi kok ditangkap oleh Densus 88,’’ kata Anwar Abbas.

Penggerebekan tanpa memberi surat panggilan terlebih dahulu yang dilakukan Densus 88 disamakan dengan penggerebekan operasi tangkap tangan atau OTT ala Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Biasanya dalam operasi tangkap tangan KPK menyita gepokan uang tunai sebagai barang bukti. Dalam operasi penggerebekan Densus 88 yang disita adalah puluhan kotak amal yang biasanya diedarkan di masjid-masjid.

MUI bertindak sigap dengan langsung memberhentikan Ustaz AZA dari kepengurusan sampai ada keputusan hukum yang pasti.

Perlakuan ini juga mirip dengan perlakuan parpol yang memecat anggotanya yang terjaring OTT. Dalam banyak kasus parpol malah memperlakukan anggotanya yang terkena OTT dengan lebih baik, misalnya dengan menyiapkan tim penasihat hukum.

Dalam banyak kasus lainnya parpol malah tidak memecat anggotanya meskipun sudah terkena OTT.

Posisi Ustaz AZA yang sentral sebagai anggota majelis fatwa memang bisa membuat MUI gerah. Majelis fatwa bertugas memberikan nasihat dan fatwa kepada masyarakat dan pemerintah mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan masalah-masalah keagamaan.

Satu di antara tiga tersangka yang ditangkap adalah pengurus Pusat Ustaz Ahmad Zain An-Najah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News