MUI: Kami Kecolongan, Ini Kelemahan Kami

Organisasi Masih Aktif, 70 Pengikut Gafatar Batam Taubat

MUI: Kami Kecolongan, Ini Kelemahan Kami
dr Rica digandeng suami saat tiba di Polda DIJ, Senin (11/1). Foto: Rizal Setyo Nugroho/Radar Jogja

"Mosadeq memang ditangkap tapi ketika dia ditahan, kaki-tangannya masih meneruskan ajaran ini. Ketika dia keluar dari penjara, dia langsung dilantik sebagai pembina," kata Usman menjelaskan.

Mosadeq mengaku sebagai nabi terakhir. Itulah yang menyesatkan. Selain itu, ia juga mengajarkan lima inti ajaran: shiron, jahron, hijrah, kital, dan futuh. Shiron berarti diam-diam. Jahron berarti terang-terangan. Hijrah berarti berpindah. Kital berarti perang. Dan futuh berarti kemenangan.

"Mereka menganggap negara kita ini belum futuh," tuturnya. 

Usman mengatakan, kasus gafatar ini membutuhkan penanganan bersama dengan pemerintah kota Batam. Ia berharap Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dapat lebih ketat memberikan izin bagi organisasi baru. Siapa tahu dibalik kemasan yang baik ternyata ada misi terselubung. Seperti organisasi Gafatar ini.

"Kami berharap supaya izin Gafatar dicabut. Dan ke depannya harus ekstra hati-hati," kata Usman. 

Usman menyebut, Gafatar sudah menyiapkan 5.000 hektare lahan untuk 5.000 kepala keluarga di Kalimantan Barat. "Mereka memang mau membentuk komunitas di sana," kata Usman.(ceu/cr15/ray)

BATAM - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Batam mencatat ada 70 mantan pengikut organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Batam yang bertaubat pada


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News