MUI Tarik 47 Buku SD Berbau Porno

Ketua MUI: Orang Tua dan Guru Harus Jeli Memilih Buku

MUI Tarik 47 Buku SD Berbau Porno
MUI Tarik 47 Buku SD Berbau Porno
Potongan kalimat berbau porno di dalam buku dongeng tersebut mulanya diperlihatkan seorang warga, Adnan, selanjutnya dilaporkan kepada Ketua MUI Kabupaten Mimika dan jamaah Masjid Ar-Rahman. “Buku-buku berbau pornografi dan tidak patut untuk siswa SD. Kemungkinan buku tersebut tidak hanya satu, karena ada beberapa buku lain yang sudah tersebar di sekolah-sekolah dasar,” paparnya.

Kata Amin, sebelumnya juga sudah ditemukan buku serupa di beberapa daerah di Jawa. Seperti: Ada Duka di Wibeng  karangan Jazimah AlMuhyi, Tambelo Kembalinya si Burung Camar karangan Redithe K, dan Tidak Hilang Sebuah Nama karangan Galang Luthfianto.

“Kalau menurut psikolog, sangat disesalkan buku-buku seperti ini (beredar). Karena buku fiksi tersebut dapat mendorong anak dalam perkembangan imajinasinya dengan mencoba. Jika dibaca anak sekolah yang tengah mengembangkan imajinasinya, akan mendorong rasa ingin tahu yang berkembang liar, akhirnya mereka mencobanya,” terangnya.

Ustad Amin mengatakan, buku fiksi yang berisi pesan moral, tidak harus menyampaikan isinya dalam kalimat yang vulgar tentang seks. “Sebab, bukan pengetahuan ilmiah yg didapatkan, tapi justru rasa ingin tahu yang ditafsirkan macam-macam oleh anak,” tandasnya.

TIMIKA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Mimika kembali melakukan langkah untuk membentengi umat muslim di Kabupaten Mimika dari pengaruh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News