Munas Kadin Digelar di Sultra, Begini Penjelasan Anton Timbang

Munas Kadin Digelar di Sultra, Begini Penjelasan Anton Timbang
Ketua Umum Kadin Sultra Anton Timbang. Foto: Dok. Kadin

Anton menjelaskan aspal alam hanya ditemukan di Trinidad dan Buton. Selain itu yang ada adalah aspal minyak. Cadangan aspal di Trinidad diperkirakan akan habis dalam waktu 20 tahun sedangkan cadangan aspal Buton butuh waktu 360 tahun baru bisa habis (perkiraan produksi 1 juta per tahun).

Dia berharap aspal Buton dapat digunakan secara maksimal, minimal untuk wilayah Sulawesi Tenggara dan tidak perlu lagi tergantung dengan impor aspal cair. Realitasnya saat ini adalah Indonesia mengimpor 1,3 juta sampai 1,4 juta ton aspal per tahun yang menguras cadangan devisa negara Rp40 sampai Rp46 triliun.

Padahal, kata Anton, seluruh kebutuhan itu dapat dipenuhi dalam negeri sendiri bila aspal Buton dimaksimalkan.

Menurut Anton, sekarang yang menggunakan aspal Buton ini yakni Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Itu pun terbatas sementara kualitasnya lebih bagus aspal Buton dibanding aspal cair. Hanya memang produksi aspal Buton ini masih perlu didorong, salah satunya melalui investasi.

“Tadinya saya ingin mengajak untuk membangun pabrik (aspal) di daerahnya masing-masing, tapi kalau KEK ini ada maka saya mengajak ayo investasi ke Buton bangun pabrikmu di situ, nanti hasil produksinya baru kirim ke daerah lain,” ucap Anton.

Anton mengungkapkan selama ini nikel lebih populer dibanding aspal padahal nikel ada di berbagai daerah sementara aspal hanya ada di Buton.

Menurut Anton, dalam penambangannya, nikel lebih mudah di awal sedangkan penambangan aspal hanya susah di awal, setelah itu lebih gampang dan lebih murah dari nikel.

Dukungan Pemrov terhadap Munas Kadin

Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dipilih menjadi lokasi Musyawarah Nasional (Munas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dengan beberapa pertimbangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News