Nafsu Untung Besar, Jatah Makan Jamaah Haji Disunat
Rabu, 09 November 2011 – 20:21 WIB
Marzuki mengatakan, di Maktab 27 Kloter 18 Ujung Pandang dan Maluku standar katering makanan jauh lebih rendah dari 2007. “Tidak ada makanan tambahan. Seperti beberapa tahun yang lalu ada Pop Mie, buah-buahan dan gula. Teh saja habis di tengah jalan,” sesalnya.
Kemudian, lanjut Marzuki, di Maktab 27 Kloter 49 JKS, Kabupaten Bogor, tenda banyak debu karena tidak disemprot terlebih dahulu. “Di Arafah di ujung-ujung banyak nyamuk. Manajemen antrian di Muzdalifah, dibangunkan jam 12 berangkat jam tiga. Rumah di BIBAN dianggap ring 1 jaraknya 3 kilometer tanpa angkutan,” katanya.
“Mutu tas cepat putus dan batik luntur. Katering diambil alih daker tapi tenaga kerja dari Myamnar. Pelayannya tidak punya etika. Tempat tenda sangat sempit, khawatir tertular penyakit,” ungkap Marzuki.
Lebih jauh Marzuki mengungkapkan keluhan jamaah haji, bahwa jamaah haji seperti sapi perah. Karena, menurut dia, sejak buat surat domisili ada tarif di kelurahan dan kecamatan Kabupaten Bogor, walau ada KTP dan KK. “Pada saat pemeriksaan kesehatan, selain di Puskesmas dirujuk ke RS. “Biaya paspor sendiri,” katanya.
JAKARTA -- Jamaah haji asal Indonesia masih saja mendapatkan pelayanan yang buruk di tanah suci. Hal itu terungkap saat Jamaah menyampaikan keluhannya
BERITA TERKAIT
- Sampah Sisa Makanan Bergizi Gratis Akan Dipakai Membuat Pupuk
- Detik-Detik Truk Kontainer Tabrak Belasan Kendaraan di Tangerang, Sopir Diamuk Massa
- Polda Papua Bakal Rekrut Bintara Berkompetensi Khusus Untuk Ketahanan Pangan
- Ahli Hukum Pidana Bicara Soal Mens Rea di Sidang Dugaan Sumpah Palsu
- Bupati Konsel Copot Camat Baito Gegara Ini, bukan karena Guru Supriyani, Oalah
- Pejabat Kementerian Komdigi Terlibat Judi Online, Meutya Hafid Bilang Begini, Tegas