Nama Warung pun Dua Bahasa, Indonesia dan Mandarin

Nama Warung pun Dua Bahasa, Indonesia dan Mandarin
Salah satu rumah makan menggunakan dua bahasa yang sering dikunjungi Tenaga Kerja Asing (TKA) di Desa Morosi, Kab. Konawe, Sulawesi Tenggara, Jumat (30/11/2016). Foto: Imam Husein/Jawa Pos

Dia menegaksan bahwa semua TKA yang dipekerjakan oleh Virtue Dragon memiliki paspor dan visa.

”Mereka 100 persen masuk lewat Bandara Seokarno Hatta. Dan selanjutnya masuk Kendari lewat Bandara Haluoleo,” ujarnya saat dihubungi Jawa Pos.

Dia menerangkan TKA dari perusahaannya memang dipekerjakan dalam hitungan bulan. Karena itu, dia tidak heran jika wajah-wajah baru TKA semakin bertambah. Data per akhir November 2016.

Jumlah TKA yang bekerja pada VDNI mencapai 701. Terdiri dari 609 pekerja di Kendari dan dua karyawan di Jakarta.

’’Untuk laporan Desember ini masih kami buat dan baru bisa dilaporkan pada awal Januari,” jelasnya.

Dia juga membantah bahwa TKA yang diimpor dari Tiongkok adalah pekerja yang tak mempunyai ketrampilan.

Menurutnya, karena teknologi smelter yang dibawa langsung dari Tiongkok, maka mau tidak mau perusahaan harus mempekerjakan teknisi dan pekerja konstruksi dari Tiongkok. Namun, dia menegaskan bahwa mereka tidak masuk kategori buruh.

”Apa teknik mengelas mesin mereka yang notabene perlu keahlian dapat dikatakan buruh? Seperti diketahui bahwa teknologi dan pembangunan smelter sepenuhnya dari Tiongkok. Selain itu, kami juga mempekerjakan tenaga lokal untuk membantu mereka,” jelasnya.

JPNN.com - Seperti jamur, jumlah TKA ilegal asal Tiongkok terus meningkat. Bahkan, di Desa/Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News