Nasib Suram Pebisnis PCR Kini, Sudah Banting Harga, Konsumen Malah Langka

Nasib Suram Pebisnis PCR Kini, Sudah Banting Harga, Konsumen Malah Langka
Minat masyarakat untuk tes PCR dan swab antigen malah berkurang di saat harga tesnya sudah diturunkan pemerintah. Foto dokumentasi SehatQ

jpnn.com, JAKARTA - Melandainya angka penularan Covid-19 di Tanah Air berpengaruh terhadap masyarakat yang melakukan tes Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) dan tes antigen.

Jumlah masyarakat yang menggunakannya kini menurun drastis meski harganya lebih terjangkau.

“Memang ada penurunan drastis untuk tes PCR dan antigen hingga 80 sampai 90 persen setiap minggu dibanding periode bulan Juli,” kata Head of Partnership SehatQ, Arie Senta di Jakarta, Selasa (23/11).

Arie mengakui adanya penurunan signifikan angka penjualan kedua tes tersebut di SehatQ seiring dengan makin turunnya angka penyebaran Covid-19 di Indonesia. 

"Namun, kami tetap bersyukur karena ini menandakan keberhasilan pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penyebaran Covid-19," ujarnya.

Dikatakannya, sesuai keputusan terbaru pemerintah, harga tes RT-PCR menjadi  Rp 275 ribu untuk Pulau Jawa - Bali dan Rp 300 ribu di luar Pulau Jawa-Bali. Kebijakan ini dinilainya sudah tepat dan berdampak baik bagi masyarakat di tengah pandemi Covid-19. 

"Kami mendukung penuh keputusan ini dan percaya pemerintah telah mempertimbangkan berbagai hal sebelum memutuskan untuk melakukan penurunan harga," terang Arie.

Harga tes PCR yang lebih ramah di kantong ini demi mendukung percepatan penanggulangan pandemi Covid-19. Terutama dalam hal memperbanyak jumlah tes PCR untuk memperkuat mekanisme tracing and testing sesuai prosedur yang dikeluarkan WHO.

Setelah memicu kegaduhan skala nasional, harga tes PCR yang rendah ternyata hanya dimanfaatkan segelintir masyaarakat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News