Nasib Tol Atas Laut Jakarta-Surabaya Tunggu Presiden Baru

jpnn.com - JAKARTA - PT Jasa Marga hingga kini belum bisa memastikan kelanjutan rencana pembangunan tol atas laut Jakarta-Surabaya akan berlanjut atau tidak.
Mengenai hal itu, Direktur Utama Jasa Marga Adityawarman mengatakan, pihaknya tengah menunggu keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait siapa presiden RI 2014-2019. Sebab usulan tersebut nantinya bakal disampaikan ke pemerintah terlebih dulu untuk ditindaklanjuti, baru ke presiden.
"Nanti dari kementerian (Kementerian Pekerjaan Umum) terserah apakah akan direkomendasikan pada presiden atau tidak. Kita tunggu presidennya dulu nanti yang baru siapa, lanjut atau nggaknya tentu tergantung keputusan presiden nanti," ujar Aditya di kantornya, Senin (21/7) malam.
Yang penting kata Aditya, pihaknya sudah berupaya untuk memberikan jalan keluar untuk mengurai kemacetan yang semakin parah serta memotong waktu tempuh, Jakarta-Surabaya yang selama ini memakan waktu seharian penuh.
"Ya diterima atau nggaknya, yang penting kita sudah berupaya. Kita tidak diam saja melihat keadaan ini," serunya.
Sementara, mengenai studi kelayakan tol yang diusung 19 konsorsium BUMN ini dikatakannya akan beres akhir Juli ini.
"Tol laut akhir Juli ini nanti kita sampaikan. FS yang lebih detail itu akhir Juli, biar nikmatin lebaran dulu lah," tandas Aditya. (chi/jpnn)
JAKARTA - PT Jasa Marga hingga kini belum bisa memastikan kelanjutan rencana pembangunan tol atas laut Jakarta-Surabaya akan berlanjut atau tidak.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pakar Hukum: Putusan MA Wajib Dilaksanakan dalam Perkara RSI NTB dengan Kontraktor
- Kapolda Sumbar Perintahkan Usut Tuntas Kecelakaan Maut Bus ALS di Padang Panjang
- Pencari Kerja Padati Job Fair Jakarta 2025, Ada 12 Ribu Lowongan Pekerjaan Tersedia
- Kala Bhikkhu Thudong Singgah di Masjid Agung Semarang: Wujud Persaudaraan Lintas Iman
- Menko Polkam: Pemerintah Bentuk Satgas Terpadu Operasi Penanganan Premanisme & Ormas Meresahkan
- Masukan Buat Prabowo dari Innovation Summit Southeast Asia 2025