Nego Bangkrut

Oleh: Dahlan Iskan

Nego Bangkrut
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Sebenarnya nilai bailout Sri Lanka tidak besar, apalagi bagi Tiongkok. Utang USD 35 miliar tidak ada artinya.

Akan tetapi Tiongkok pilih jaga nama. Niatnya membantu belum tentu menghasilkan ucapan terima kasih.

Selama ini Tiongkok babak belur di dunia. Dituduh sebagai penyebab utama kebangkrutan Sri Lanka. Padahal pinjaman Sri Lanka ke Tiongkok hanya 10 persen dari seluruh pinjaman luar negerinya. Toh Tiongkok masih bisa membantu lewat IMF.

Kebangkrutan Argentina dulu –tahun 2011– lebih mengerikan. Besarnya USD 81 miliar.

Jumlah pinjamannya itu ditukar dengan performing security. Mirip performance bond. Sampai hari ini baru 25 persen pinjaman yang sudah dipotong itu bisa diselesaikan. Yang 75 persen lagi masih akan lama.

Bahkan, kebangkrutan Jamaica di tahun 2010 masih lebih berat dari  Sri Lanka. Yang terbaru adalah kebangkrutan Yunani di tahun 2015.

Namun, Yunani beruntung. Ia sudah tergabung dalam masyarakat ekonomi Eropa. EU pun menyelamatkannya. Sebagian asetnya dijual ke Tiongkok: pelabuhan besarnya itu.

Sri Lanka bukan Yunani. Yang sudah pasti tingkat kemiskinan di Sri Lanka akan meroket.

Selama ini Tiongkok babak belur di dunia. Dituduh sebagai penyebab utama kebangkrutan Sri Lanka. Padahal, pinjaman Sri Lanka ke Tiongkok.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News