Nekat Rantai Anak Agar Tidak ke Warnet

Nekat Rantai Anak Agar Tidak ke Warnet
Nekat Rantai Anak Agar Tidak ke Warnet

Menurutnya, rantai yang dipasang tersebut dibiarkan begitu saja tanpa diikatkan ke media lain. Sehingga R tetap bisa berjalan sambil mengangkat rantai, mondar-mandir di di dalam rumah.

"Rantai ini tidak selalu kami pasang, kalau ia mengakui kesalahannya dan berjanji untuk tidak mengulanginya, rantai kemudian kami lepaskan. Tetapi kalau mulai berulah lagi dengan tidak pulang ke rumah, rantai kembali saya pasang," jelas P.

Pemasangan rantai ini menurut bapak tiga anak tersebut jauh lebih baik untuk membuat efek jera pada anaknya dibanding harus mencubit atau memukul. "Saya sangat menyayanginya sehingga lebih baik begini dan tidak menyakiti dengan mencubit atau memukulnya," terang P.

Akibat buruk pergaulan dan menjamurnya warnet di seputaran Jalan Imam Munandar menjadi salah satu sebab anaknya mulai jarang pulang ke rumah dan memilih bermain warnet. Selain menjadi betah menginap di warnet, P mengaku khawatir jika anaknya semakin sering bermain warnet dan mendapatkan pengaruh buruk dari konten-konten negatif dunia maya.

"Sungguh kami kewalahan dan sudah sering saat dini hari saya harus memeriksa satu warnet dan warnet lainnya agar bisa menjemput anak saya. Untuk itu kami sangat berharap pemerintah bisa mengatur waktu beroperasi warnet, ataupun usia anak yang masuk ke dalamnya," harapnya.

Menurutnya, pemilik warnet hanya memikirkan untung bisnisnya tanpa memikirkan kehancuran masa depan anak-anak. (***)


BANYAKNYA warnet yang buka hingga 24 jam sangat dikeluhkan para orangtua. Sebab pemilik wanet tidak membatasi pengunjung, bahkan anak usia 10 tahun


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News