Neom Uceng

Oleh: Dahlan Iskan

Neom Uceng
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Lalu akan ada pegunungan yang dilapisi salju di atasnya. Hamparan salju yang luas. Salju buatan. Tebal. Bisa untuk kejuaraan ski seperti di pegunungan Alpen atau Nagano.

Akan ada juga kota vertikal: gunung batu yang tinggi dibelah. Di tebing terjalnya dibangun kota. Jangan sampai Anda usul nama kota itu nanti Tebing Tinggi.

Semua lokasi itu berada di sela-sela gunung batu. Batu tua. Batu keras. Mungkin kawasan ini merupakan kawasan pegunungan batu tua terluas. Dan alam seperti itu akan dipertahankan keasliannya.

Maka kawasan wisata Neom akan menjadi satu rangkaian dengan kawasan wisata di Jordania. Dari Neom hanya perlu 30 menit ke lokasi pendaratan Nabi Musa. Yakni setelah Musa membelah laut Merah dengan tongkatnya.

Lokasi ini sekarang belum ada apa-apanya. Pantai biasa. Pantai yang tidak indah. Tentu kelak bisa dibangun museum Nabi Musa. Atau diorama pembelahan laut. Lengkap dengan animasi peristiwa tongkat sakti itu.

Kini museum serupa, dalam wujudnya yang sangat sederhana, ada di Amerika. Di Tennessee. Tidak jauh di selatan "ibu kota" musik Country, Nashville.

Pemiliknya adalah orang yang terobsesi akan peristiwa itu. Ia seorang pendeta. Ten Commandments sangat diajarkannya di gereja.

Masih banyak museum arkeologi di sekitar peristiwa itu. Di mana-mana. Tetapi ilmuwan belum sepakat di mana lokasi pembelahan laut itu sebenarnya, bahkan ada ilmuwan yang berpendapat peristiwa di kitab suci itu hanya kiasan.

Putra Mahkota Mohammed bin Salman pasti bisa membangunnya lebih spektakuler. Pasti laris. Kebetulan versi Kristen dan versi Islamnya praktis sama.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News