Nestapa Eriyanto, Il Capitano Terbaik AC Milan Junior Camp Day 2010
Pulang Sekolah, Cari Rumput Dulu Baru Berlatih
Kamis, 29 Desember 2011 – 19:26 WIB

Eriyanto menunjukkan medali yang diraihnya. Foto:DHIMAS GINANJAR/JAWA POS
Kemiskinan sempat membuat Eri minder saat melakukan seleksi untuk regional Jakarta. Penyebabnya tentu saja anak-anak kaya yang memiliki peralatan lengkap dibandingkan dengan dia. Beruntung, perasaan minder itu tidak membuatnya gagal menyingkirkan seribu kontestan lain. Dia masuk sepuluh besar dan melanjutkan seleksi di Bali.
Posisi asli Eria adalah striker. Namun, situasi memaksanya menjadi pemain belakang. Hal itu terjadi ketika salah seorang rekannya mengalami cedera saat tim sudah berada di Italia. "Dia main di belakang dan kapten yang sebenarnya," terang Eri.
Eri tidak pernah menyangka bahwa cedera tersebut justru berbuah manis. Pelatih Yeyen Tumena mempercayakan ban kapten kepada Eri meski harus menariknya untuk bermain lebih ke belakang. Sejak itu, penggemar Firman Utina itu lebih senang bermain di belakang ketimbang striker.
Sekarang dia mengaku sedang giat berlatih. Sebab, awal Januari nanti sudah menanti sebuah kompetisi lagi. Selain untuk menghadapi kompetisi, latihan itu dimaksudkan untuk "menebus" dosa. Dia merasa sangat bersalah gagal menetap di Milan pasca junior camp. Penyebabnya, tim ofisial AC Milan mengatakan bahwa skill-nya harus diperbaiki. Menurut mereka, kemampuan Eri belum bisa menggeser anak-anak muda di tim junior AC Milan. "Mereka keberatan mengeluarkan satu anak di tim junior untuk saya," terangnya.
Eriyanto punya bakat bermain bola yang luar biasa. Sayang, karirnya meredup dan terancam mati karena impitan ekonomi. Bagaimana kisahnya? DHIMAS
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu