Netralitas Koes Plus dan Rasa Gemas Yok Koeswoyo dalam 'Kolam Susu'

Netralitas Koes Plus dan Rasa Gemas Yok Koeswoyo dalam 'Kolam Susu'
Yok Koeswoyo dan Harry Tjahjono. Foto: dokumentasi pribadi Harry Tjahjono untuk JPNN.Com

jpnn.com - Pemerhati musik yang juga seniman Harry Tjahjono menduga salah satu personel Koes Plus Yok Koeswoyo sedang gemas dengan kondisi Indonesia saat ini.

Penilaian Harry itu didasari video tentang Yok menyanyikan lagu Kolam Susu dengan lirik baru yang sarat sindiran.

“Ya, Koes Plus gemas, lihat revisi liriknya, tanah surga yang salah kelola," ujar Harry dalam perbincangan dengan JPNN.com belum lama ini.

Sebelumnya Yok dalam sebuah video yang viral melantunkan lagu Kolam Susu dengan mengubah liriknya. Versi baru lirik lagu kondang Koes Plus itu ialah:

Bukan lautan hanya kolam lumpur
Kail dan jala sudah banyak yang nganggur
Tiada ikan tiada udang kau temui
Semuanya sudah habis dicuri

Menurut Harry, Koes Plus sebenarnya dikenal netral secara politik. "Dari dulu Koes Plus netral, tidak pernah partisan dengan pihak tertentu,” katanya.

Harry menambahkan, Koes Plus lahir di era Orde Lama di bawah Bung Karno. Pemerintahan saat itu melarang band Tanah Air memainkan lagu-lagu Barat bercorak rock and roll.

Kala itu Bung Karno menyebut lagu rock and roll seperti karya The Beatles maupun Elvis Presley sebagai musik 'ngak ngik ngok' yang mencerminkan kepanjangan neokolonialisme. "Akibatnya Koes Plus ditangkap dan dipenjarakan waktu itu,” kata Harry.

Tiga personel Koeswoyo Bersaudara pernah dijebloskan ke Penjara Glodok lantaran dianggap memainkan musik 'ngak ngik ngok' yang dinilai kepanjangan tangan neokolonialisme.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News