Ngeri! Setiap 40 Detik Satu orang Meninggal Dunia Karena Bunuh Diri
Apalagi, kondisi pandemi COVID-19 belakangan ini membuat orang makin tertekan, sehingga menyebabkan meningkatnya gangguan kesehatan jiwa.
"Jadi, wajib membangun kesehatan mental, kesejahteraan di masyarakat bersama-sama dengan berkolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta serta lembaga swadaya masyarakat maupun organisasi profesi untuk bersama-sama membangun sistem kesehatan mental yang baik," ujar Celestinus.
Dia mengatakan pandangannya dalam webinar 'Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia' yang digelar Sabtu (11/9).
Celestinus lebih lanjut mengatakan bunuh diri selalu dikaitkan dengan masalah kesehatan mental atau kesehatan jiwa.
Bunuh diri juga menjadi penyebab kematian tertinggi kedua pada kelompok usia 15-29 tahun.
"Tentunya angka ini bukan sekadar angka semata, tetapi merupakan bagian dari permasalahan kesehatan jiwa kita secara keseluruhan."
"Dalam SDGs, secara spesifik menyebutkan bahwa indikator kesehatan jiwa adalah adanya upaya menurunkan angka bunuh diri," ucap Celestinus.
Penyebab bunuh diri dipercaya merupakan hasil dari interaksi beberapa faktor seperti biologi, genetik, psikologi maupun masalah sosial dan budaya.
Data WHO menunjukkan setiap 40 detik satu orang meninggal dunia karena bunuh diri, tinggi banget ya.
- Depresi Gegara Cekcok dengan Suami, Perempuan di Palembang Gantung Diri
- Fraksi PKS DPR Temui WHO Demi Mengajak Menyelamatkan Palestina
- World Health Organization Apresiasi Capaian UHC di Indonesia
- Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Indonesia Diperkirakan Lebih Baik
- Indonesia Negara Penyumbang Kasus TBC Terbesar Dunia Setelah India, wow
- Analisis Reza soal Brigadir RA Bunuh Diri: Ada Pihak Lain yang Harus Diuber Polisi