Nih Yang Mau Tahu Riuh Rendah Sejarah Hari Pers
"Ada juga Sarekat Journalists Asia yang lahir tahun 1925, Perkumpulan Kaoem Journalists pada 1931 dan Persatoean Djurnalis Indonesia yang dideklarasikan tahun 1940," sambung Nezar.
Sesuai tajuk rilisnya, AJI mengusulkan:
Bertolak pada kelahiran surat kabar pribumi terawal yang berbahasa Melayu dan beraksara Latin.
Surat kabar ini dimiliki dan dieditori oleh intelektual pribumi yang peduli terhadap pencerdasan kaum sebangsanya dan paling banyak menerbitkan surat kabar-surat kabar pribumi.
Ada tokoh pribumi asal Sumatra yang menurut AJI memenuhi kriteria ini: Dja Endar Moeda (1861-19??) dan Mahjoeddin Datoek Soetan Maharadja (1858-1921).
"Dua tokoh ini adalah intelektual pribumi awal yang mendirikan percetakan sendiri untuk menerbitkan surat kabar- surat kabar mereka dan buku-buku untuk murid-murid pribumi," papar Nezar.
Kemudian, merujuk sosok Tirto Adhi Soerjo (1878-1918) yang memilih dunia jurnalistik sebagai jalan hidup.
Tirto telah ditetapkan oleh Menteri Penerangan/Ketua Dean Pers Mashuri sebagai "Perintis Pers Indonesia" melalui surat No. 69/XI/1973, tertanggal 31 Maret 1973.
ADA apa dengan sejarah Hari Pers Nasional?
- Kominfo Gelar Pameran Foto di Taman Literasi Jakarta, Dirjen IKP: Kami Buat Acara Seasyik Mungkin
- Peringati Hari Pers Nasional, Pertamina Dukung Gerakan Penanaman 100.000 Bibit Pohon
- Perpres Hak Cipta Penerbit Sudah Diteken Jokowi, Ketua MPR Bamsoet Sampaikan Apresiasi
- Hadiri Puncak HPN 2024, Nana Sudjana Berharap Pers Jateng Jaga Profesionalitas
- Hari Pers Nasional, Ketum LDII Ingatkan Pers Kawal Transisi Kepemimpinan dengan Jernih
- HPN 2024, Kaesang Berharap Media Tambah Independen dalam Edukasi Masyarakat