Ning Imaz

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Ning Imaz
Pegiat media sosial Eko Kuntadhi (baju hitam) saat menyampaikan permintaan maaf langsung kepada Ning Imaz Fatimatuz Zahra di Pesanren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Kamis (15/9/2022). (Foto: dok. Pondok Lirboyo)

Bagi penggambaran surga tidak jauh-jauh dari selangkangan.

Narasi semacam ini tidak pantas dilemparkan kepada seorang nyai muda seperti Ning Imaz. 

Apalagi, Nyai Imaz merujuk pada Kitab Tafsir Ibnu Katsir yang menjadi rujukan standar umat Islam di Indonesia dan seluruh dunia.

Sangat mungkin Eko Kuntadhi ‘’kudet’’ alias kurang update karena tidak punya referensi yang cukup mengenai literatur keislaman.

Sangat mungkin juga Eko Kuntadhi tidak mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai anatomi dunia pesantren di Indonesia, sehingga tidak tahu mengenai Pesantren Lirboyo dan peranannya dalam dakwah Islam di Jawa Timur dan di seluruh Indonesia. 

Pesantren Lirboyo sudah berdiri sejak awal abad ke-20, dan melahirkan puluhan ribu santri yang tersebar ke seluruh Indonesia.

Pesantren Lirboyo yang berpusat di Kediri menjadi salah satu pesantren terbesar dan paling berpengaruh di Jawa Timur. 

Pesantren ini membawahi puluhan perguruan Islam, mulai dari pendidikan dasar, sampai pendidikan tinggi dan tahfid Al-Qur’an. 

Ning Imaz menjadi berita viral beberapa hari terakhir ini karena menjadi korban perundungan dari aktivis media sosial Eko Kuntadhi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News