Novel Bamukmin Ungkap Perbedaan Yahya Waloni & Muhammad Kece

Novel Bamukmin Ungkap Perbedaan Yahya Waloni & Muhammad Kece
Wasekjen PA 212 Novel Bamukmin mengomentari kasus penistaan agama Ustaz Yahya Waloni dan Muhammad Kece. Ilustrasi Foto: Amjad/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Sekjen PA 212 Novel Bamukmin mengomentari penangkapan yang dilakukan Bareskrim Polri terhadap Ustaz Yahya Waloni terkait dugaan penistaan agama. Dia menilai penangkapan itu keliru.

"Ini dia yang terjadi, salah kaprah di negeri ini tentang mana menista dan mana yang menjaga akidah umat," kata Novel kepada JPNN, Rabu (1/9).

Novel menyebut Yahya Waloni yang berstatus mualaf itu paham akan agama Islam dan Kristen. Namun, Yahya kini telah sadar dan memilih agama Islam.

“Yahya Waloni itu paham akan agama sebelumnya dan akhirnya sadar menjadi mualaf, lalu melakukan pendalaman tentang Islam dan makin paham tentang perbedaan kedua agama itu," tutur Novel.

Dia menilai Yahya juga telah terpanggil untuk menyampaikan perbedaan di kedua agama itu supaya bisa menyelamatkan akidah umat Islam.

“Makanya beliau jadi ustaz dan ustaz tupoksinya harus memberikan pemahaman yang jelas dan gamblang kepada umat,” tegas Novel.

Novel lantas membandingkan dengan kejadian penistaan agama yang dilakukan Muhammad Kece. Dia menyebut apa yang dilakukan Yahya dan Kece jauh berbeda.

“Beda dengan si Kece itu malah menyampaikan secara terbuka di depan umum dan media menghina agama," tandas Novel Bamukmin.

Wasekjen PA 212 Novel Bamukmin sebut kasus Ustaz Yahya Waloni dan Muhammad Kece yang ditangkap Bareskrim terkait penistaan agama berbeda.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News