Noverlina Kaget Dapat Bansos Tunai, Bukan Karena Jumlahnya

Noverlina Kaget Dapat Bansos Tunai, Bukan Karena Jumlahnya
Ilustrasi Bantuan Sosial Tunai alias BST. Foto: Dok.JPNN.com

“Di balai desa, saya ambil tiga-tiganya. Saat itu juga, sebenarnya saya hendak menyerahkan semuanya ke kepala desa (kades) agar disalurkan kepada warga yang lebih berhak,” imbuh ibu dua anak yang bekerja sebagai sales di salah satu perusahaan di Kota Solo ini.

Oleh pemdes, Noverlina disarankan menyisakan satu bantuan atas nama dirinya. Sedangkan bantuan atas suami dan anak dialihkan ke warga yang lebih berhak. Melalui pemdes setempat. Mekanisme ini ditempuh agar keluarga Noverlina tetap dapat bantuan ketika nantinya ada program lainnya dari pemerintah.

“Saya sukarela serahkan bantuan ke orang lain. Tanpa paksaan. Ada buktinya surat pernyataan dari saya. Ke depannya, inginnya penyaluran bantuan sosial lebih tepat sasaran. Lebih selektif lagi. Karena banyak warga yang harusnya membutuhkan, tapi malah tidak dapat apa-apa,” tegasnya.

Sementara itu, Sekretaris Desa Malangan Febri Pradana menjelaskan, ada 109 KK penerima BST. Baik tunai maupun transfer rekening. Dia membenarkan ada tiga warganya yang mengembalikan BST melalui pemdes.

Selain atas nama Joko Budi dan Safithri Aurel, seorang lagi yakni Sri Handayani. Seorang pengusaha di bidang peralatan pramuka.

“Dari data penerima BST itu, ada yang ganda sampai penerimanya masih berusia belasan tahun. Sekitar lima sampai tujuh orang penerima BST, usianya masih di bawah 20 tahun. Tapi kan itu data langsung dari Kemensos,” bebernya.

Terkait pengembalian BST melalui pemdes, bakal dikoordinasikan dalam musyawarah desa yang melibatkan berbagai pihak. Di sini akan ditentukan siapa yang berhak menerima pengalihan bantuan sosial tersebut. (rs/ren/per/JPR)

 

Karut-marut data penerima bantuan sosial tunai di sejumlah daerah masih banyak terjadi.


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News